Hujan yang turun secara terus menerus secara otomatis akan membuat jalanan menjadi licin. Jika berkendara di dalam kota, nampaknya hal ini tidak akan menjadi masalah karena dipastikan kecepatan kendaraan tidak tinggi.
Lantas bagaimana dengan kecepatan tinggi? Gejala aquaplaning bisa saja terjadi pada mobil yang bannya sudah botak dan bisa membahayakan pengemudi bahkan penumpang jika sebuah mobil terkena efek dari hilangnya gaya gesek ban ke aspal itu.
Memang apa sih aquaplaning itu sendiri? "Suatu gejala saat melewati genangan air ban mobil sedikit terangkat atau mengambang. Hal ini diakibatkan dari gaya apung air sehingga mobil tergelincir," jelas Abeng selaku pemilik bengkel ban Victory Motor Sport di Tangerang Selatan, Banten saat diwawancarai bulan lalu (25/1).
Di sinilah peran alur pada tapak ban untuk memecah air ketika melewati genangan bekerja. Jika air terpecah atau menyebar maka gaya angkat dari air cukup lemah dan tapak ban tetap mencengkeram permukaan jalan.
"Penyebab aquaplaning salah satunya adalah alur ban yang sudah habis atau ban botak," tambah Abeng.
Pada ban yang botak tidak memiliki kemampuan untuk memecah genangan air. Ketika melewati genangan air, gaya angkat air akan mengangkat sedikit ban dan membuatnya agak mengambang. Tentunya jika hal itu terjadi maka sangat berbahaya, mobil bisa tergelincir dan sulit dikendalikan.
“Jadi, sebaiknya periksa baik-baik kondisi ban di mobil Anda. Pastikan dalam keadaan prima. Tak hanya itu, jika hujan turun, usahakan jangan berkendara dengan kecepatan tinggi agar tidak terjadi risiko aquaplaning tersebut,” tutupnya.