Pada beberapa hal, mesin diesel memiliki keunggulan dibandingkan dengan mesin bensin. Karya temuan Rudolft Christian Karl Diesel ini memiliki keunggulan dalam penggunaan bahan bakar, torsi lebih melimpah dan perawatan yang lebih ringkas. Akan tetapi mesin ini memiliki ‘cacat bawaan’ yakni suara dan getaran yang lebih kasar jika dibanding mesin bensin.
Mengapa mesin penenggak solar ini bersuara dan punya getaran lebih kasar?
“Mesin diesel bekerja mengandalkan kompresi yang jauh lebih tinggi dibandingkan mesin bensin. Rasio kompresinya bisa mencapai 15: 1 hingga 22 : 1 untuk menghasilkan tekanan hingga 40 bar,” terang Arvin Sumbun, Service Marketing Departemen PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) saat dijumpai OtoDriver beberapa waktu silam.
“Kunci dasar kinerja mesin diesel ada pada kompresi dan mesin diesel tidak membutuhkan pengapian (ignition). Karena kompresi tinggi itulah solar yang disemprotkan ke ruang bakar bisa terbakar dan terjadi proses pembakaran pada mesin diesel,” sambungnya.
Besarnya kompresi inilah yang menyebabkan mesin diesel memiliki getaran yang lebih besar dan suara lebih kasar.
Namun suara kasar ini dapat ‘dijinakkan’ saat teknologi common rail diaplikasikan. Melalui teknologi common-rail, solar disemprotkan ke dalam mesin dalam bentuk partikel lebih kecil dibandingkan dengan mesin diesel biasa.
Melalui mekanisme yang ada pada commmon rail, solar disemprotkan dengan tekanan yang sangat tinggi dan masuk ke ruang bakar dalam bentuk partikel halus seperti halnya pengabutan di mesin berbahan bakar bensin.
“Maka ledakan yang terjadi menjadi banyak tapi kecil-kecil. Pada mesin diesel konvensional, partikel solarnya lebih besar jadi getaran dan ledakannya juga lebih besar. Hal itulah yang menyebabkan diesel common rail lebih halus dibandingkan diesel konvensional,” tutup Alvin.