Saat ajang Mining Indonesia beberapa waktu lalu (17-20/9) di JIExpo, Jakarta Pusat, hadir sejumlah kendaraan angkut berat yang bertenaga listrik. Mulai dari excavator, pikap, maupun truk yang tidak lagi ditenagai mesin bahan fosil.
Kondisi itu bukan karena sekadar tren, meningkatnya biaya produksi, khususnya untuk pembelian bahan bakar. Tentu saja hal ini berkaitan dengan rangkaian perawatan berkala serta pembelian suku cadangnya.
Ditambah lagi semakin meluasnya tekanan pada industri konstruksi, dan juga logistik serta transportasi, secara global agar sektor-sektor yang memakai kendaraan berat sudah harus melakukan reduksi emisi karbon secara signifikan.
Andrew Earing, Director of Tracked Products and Service Komatsu North America di laman resmi Komatsu yang diunggah tahun silam (21/4) pernah menyebutkan bahwa saat ini era elektrifikasi dalam pemakaian kendaraan berat akan berdampak pada banyak hal.
Salah satunya sudah semakin diperlukan menciptakan ekosistem elektrifikasi agar pemakaian alat maupun kendaraan berat berjalan secara paralel. “Tentu saja, upaya ini akan berujung pada solusi yang beraneka ragam, tidak hanya sebatas menyediakan satu opsi dalam menyongsong era elektrifikasi itu sendiri,” ungkapnya.
Sejalan dengan hal itu kehadiran Head Tractor dengan seri produk DFH4250DBEV81 di arena JIEXpo. “Truk listrik ini spesifikasinya secara khusus memang diperuntukan buat wilayah Indonesia,” ungkap Dani Sofina Sibuea, Competence Development & Technical Support Head, PT Indo Global Traktor.
Ditemui di sela kegiatan Mining Indonesia itu (17/9), ia menyebutkan lagi bahwa pengujian intensif itu setidaknya dilakukan sampai dua tahun. Bukan hanya itu, uji intensif dilakukan di wilayah Rusia.
“Diuji di wilayah yang kondisi geografis serta cuacanya termasuk paling ekstrem karena request dari pemesan truk ini termasuk tinggi prasyarat teknisnya,” urai Dani lagi sambil menyebutkan pihak pemesan itu adalah sebuah BUMN dengan jumlah pemesanan sebanyak dua unit.
Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui secara presisi soal performa dari truk dengan bobot kosong 14.000 kilogram tersebut.
Spesifikasinya banyak yang berbeda dibandingkan versi asli yang beredar di Tiongkok
Jenis baterai yang digendong adalah LFP, Lithium ferro Phospat, jenis yang dikenal punya durabilitas tinggi
Sebagai truk listrik, baterai CATL yang digendong berjenis LFP (Lithium Ferro Phospate) yang berkapasitas 423 kWh. Kinerja baterai itu dilengkapi dengan sistem pendinginan water cooling.
Potensi daya puncak yang bisa dikeluarkan adalah 450 kW (setara 603 daya kuda) pada putaran 3.500 rpm. Torsi puncak 3.100 Nm (1.780 rpm).
Truk bertransimi otomatis empat percepatan ini punya komposisi dimensi; panjangnya 7.440 mm, lebarnya 2.542 mm, dan tinggi 3.210 mm.
Baca juga: GIIAS 2024: Mitsubishi Fuso ‘Aktivis’ Kendaran Niaga Ramah Lingkungan
Baca juga: Truk Listrik Mercedes-Benz Akan Rilis Di Indonesia Tahun 2025?
Persaingan Tractor Head tenaga listrik di Indonesia akan semakin 'panas' tahun depan
Harga per unit truk sepaket dengan peranti isi ulang daya listrik dengan detail operasional yang akan dijalankan oleh operator
#dongfeng #6x4 #electric #tractorhead #miningindonesia #2024