Kehadiran mesin diesel nampaknya jadi peruntungan tersendiri bagi L300. Dapur pacu 4D55 2.300 cc muncul sebagai kuda hitam yang mengerek pamornya.
Keputusan untuk mengganti dengan mesin diesel 4D56 bervolume 2.500 cc pada 1988 merupakan keputusan yang memiliki dampak besar di kemudian hari. Dari sisi spesifikasi, mesin ini mampu menyuguhkan tenaga 76 dk dan torsi 142 Nm yang menjadi ‘jamu’ yang cukup manjur untuk menjawab kritikan varian diesel yang terasa kurang tenaga. Sementara, di waktu yang sama varian bensin 1.600 cc tetap dipertahankan.
Duet kedua mesin ini rampung 12 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2000, varian mesin bensin ditinggalkan. Konon penjualan versi bensin secara akumulatif menyusut tajam, lantaran kalah saing dengan saudaranya yang bermesin diesel.
Keputusan mengganti mesin diesel 2.500 cc merupakan langkah tepat. Terbukti L300 semakin moncer bahkan mampu menelan superioritas T120 pendahulunya. L300 mesin ‘dua setengah’ ini membawa pada reputasi ‘Travel balap’ yang enteng diajak trek-trekan di jalanan. Sehingga pada dekade '90-an hingga awal 2000 menjadi dominator di dunia pertravelan.
Begitupun dalam menjalankan tugasnya sebagai kendaraan angkut barang, L300 banyak diandalkan untuk mengangkut sayuran ataupun ikan yang harus segera diantarkan dalam kondisi masih segar.
Tahun 2007, L300 mendapatkan peningkatan, dengan tambahan power steering sebagai kelengkapan standar. Sampai tulisan ini diturunkan, terjadi beberapa penyegaran yang sifatnya kosmetik, meski tidak mengubah spesifikasi dasarnya.
Jika pada akhir 2019 silam, L300 di Filipina mendapatkan mesin baru dengan standar Euro 4, nampaknya Mitsubishi Indonesia masih nyaman dengan status quo dagangan ‘dinosaurus’nya ini. Belum ada bayangan tentang jenis mesin apakah yang digunakan saat Euro 4 diterapkan pada 2021 mendatang yang juga bertepatan empat dasawarsa kiprah L300 di Indonesia.
Sumber kami di PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Agen Pemegang Merek Kendaraan Mitsubishi di Indonesia pun belum memberikan isyarat apapun tentang pengembangan yang akan dilakukan pada L300.
Namun tak dipungkiri, pencapaian L300 sampai hari ini merupakan fenomena tersendiri. Hampir 40 tahun hadir di Indonesia, nyaris tanpa ubahan signifikan dan pelit pengembangan, namun masih bisa menunjukkan rapor penjualan yang cukup mengesankan. Berdasarkan catatan GAIKINDO, hingga Oktober 2019, masih bisa membukukan penjualan 23.956 unit.