Hari ini kita kenal Toyota HiAce sebagai sosok van besar yang sangat populer di berbagai perusahaan travel. Namun jika menilik dari masa lalu di Indonesia, HiAce lebih dikenal sebagai sosok pikap dibandingkan van.
Ada yang bilang jika HiAce sudah berseliweran di jalanan tanah air akhir 60-an yang mayoritas berwujud van sebagai kendaraan bantuan dari pemerintah Jepang. Namun baru dijajakan secara resmi pada awal tahun 70an.
Dari wujudnya, HiAce dapat dengan mudah ditengarai dengan dengan empat buah lampu utama dengan lampu sein yang ditempatkan vertikal di atas lampu utama.
Mobil ini dibekali dengan mesin 2R 1.490 cc yang sekaligus menjadi mesin paling kuat segmennya dan menjadi pikap pertama yang dipasar oleh Toyota di Indonesia.
Generasi II muncul pada 1977 dengan bodi yang lebih besar dan mesin baru berkode 12R dengan kapasitas 1.587 cc. Mesin ini mampu mengeluarkan daya 80 hp/4000 rpm. Dari segi desain mengalami perubahan signifikan dengan dua buah lampu utama.
Pada awalnya hanya tersedia dalam bentuk pikap saja, namun seiring dengan perkembangan kebutuhan yang ada, Toyota menghadirkan pilihan Cab Chasis yang digunakan sebagai gubahan oleh berbagai karoseri saat itu.
Pilihan mesin diesel muncul pada 1980 dengan dibenamkannya mesin 2L, 2.200 cc. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga puncak 72 hp/4.200 rpm dan torsi 126 Nm.
Kiprah HiAce hanya bertahan hingga 1985, setelah pasarnya bonyok dihajar oleh Mitsubishi yang saat itu mengandalkan L300 yang juga menyodorkan mesin diesel.
Generasi ke tiga hingga ke empat absen di pasar tanah air, namun HiAce kembali melantai di tanah air dalam wujud Van tepatnya pada generasi V pada 2012.
Kemudian, HiAce generasi VI pun datang ke Indonesia dan kembali hanya dalam bentuk Van. Menjadi berbeda, ketika hadir dengan bonnet lebih panjang dan tampilan lebih mewah.