Di ajang GIIAS beberapa waktu lalu ada dua unit bus dengan desain yang unik, karena keduanya memakai basis sasis mesin depan.
Bukan hanya itu, unit milik PO Bagong dengan sasis Hino AK 240 dan juga milik PO Sinar Jaya dengan sasis Mercedes-Benz OF 1623 Euro 4 itu juga sama-sama berdesain kabin yang mewah.
“Untuk SR3 Neo FE menjadi tantang bagi Laksana, khususnya menciptakan bus sleeper dengan sasis mesin depan yang semuanya dikemas jadi luxury bus,” buka Kusririn, R&D Manager Laksana yang dihubungi langsung (1/8).
Kemudian diterangkan lagi lebih lanjut oleh Kusririn bahwa pada dasarnya struktur sasis untuk mesin depan maupun belakang tidaklah berbeda jauh. “Sebenarnya unit front engine secara konstruksi baik material dan kekuatannya sama, tapi tentunya dasar pembuatannya (bodi) pasti di sesuaikan dengan sasis yang di gunakan,” urainya.
Salah satu hal yang selalu jadi pertimbangan penting tim asuhan Kusririn atau biasa dipanggil Ririe adalah perihal titik keseimbangan bodi dengan sasis. Faktor yang sering disebut sebagai ‘centre of gravity weight’ ini sangat cermat diperhatikan oleh tim yang bermarkas di Ungaran, Jawa Tengah, itu.
Salah satunya untuk menepis anggapan bahwa bus dengan mesin di depan sangat berpotensi untuk limbung berlebihan saat melintasi jalur berliku.
Perbedaan versi Sinar Jaya dan Bagong lebih banyak berkaitan dengan spesifikasi kompartemen penumpang
Kabin versi Bagong, untuk keperluan rute AKDP ataupun pariwisata
Kabin versi Sinar Jaya, untuk rute AKAP
Dilanjutkan lagi oleh Kusririn, aplikasi sasis ‘space frame’ untuk mesin depan bisa menyisakan ruang yang terbilang besar yang diperuntukan sebagai ruang bagasi.
Apa itu sasis ‘space frame’?
Desain dasar dari “space frame” yang diawali pendekatan teknik bernama “Thethraderal Geomtery” itu merupakan rangkaian struktur tulang besi yang saling terhubung satu sama lain dengan bertumpu pada sambungan antar bilah besi itu.
Karakternya punya daya topang yang lebih kuat karena beban bisa terbagi lebih merata ke semua struktur besi. Selain itu, tiap bagian dari struktur susunan besi itu lebih fleksibel dalam menahan beban karena secara dinamis karena mampu menyesuaikan tekanan beban dalam waktu yang berbeda secara simultan.
Dari sisi penempatan bodi kreasi karoseri juga jadi lebih mudah. Sebab sasis modular tersebut secara fleksibel dibangun menyesuaikan desain bodi bus yang akan ditumpangkan di atasnya. Struktur rangka bodi bisa langsung ditumpukan pada sasis setelah disesuaikan spesifikasi teknisnya berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia.
Baca juga: Beberapa Hal Yang Membuat Bus Mesin Depan Masih Menarik Di Kelas Ekonomi
Baca juga: Bus Mesin Depan VS Mesin Belakang
Baca juga: Lebih Dekat Lagi Dengan Sasis “Space Frame”
Ruang bagasi secara akumulatif mirip dengan daya muat pada sasis mesin belakang
Ruang bagasi pada sasis mesin belakang relatif lebih besar
#laksana #sr3 #neo #karoseri #giias #2024 #mercedesbenz #of1623 #hino #ak240 #mesindepan #sasisspaceframe