Ada temuan data yang dilansir Statista, sebuah lembaga riset asal Jerman, pada kuartal kedua tahun ini. Temuan tersebut kasih isyarat bahwa sampai tahun 2027, penumpang bus antar kota di Indonesia akan mencapai 17,66 juta orang. Pertumbuhan penumpan sampai akhir tahun 2023 diperkirakan sampai 5,3 persen.
Ditambah lagi, tren pembelian tiket secara daring akan mendominasi sampai 41 persen dari pemasukan perusahaan otobus dalam waktu sampai tiga tahun ke depan.
Menurut sumber data yang sama, perputaran uang di segmen bus berjadwal diproyeksikan berada di angka 282,70 juta dolar AS atau sekitar Rp 4 triliun. Angka itu akan naik lagi smapai Rp 5,5 triliun jika periodenya sampai tahun 2027.
Tidak mengherankan, taruhlah pada gelaran GIIAS 2023 pada bulan Agustus lalu, semua penyedia bodi bus alias karoseri yang hadir pada perhelatan itu seperti Tentrem, Adi Putro, maupun Laksan mendulang pesanan. Mulai dari ukuran medium sampai double decker, termasuk pesanan membangun bus listrik.
Itu belum termasuk perusahaan karoseri yang tidak hadir di ajang GIIAS 2023 seperti New Armada, Piala Mas Delima Jaya ataupun Morodadi. Jika menilik jaringan digital mereka nyata telah dilakukan prosesi rilis beragam bodi pesanan berbagai perusahaan otobus berjadwal
Gairah segmen bus ini belum juga melibatkan pesanan pihak operator bus pariwisata yang tak kalah ‘panas’. Belum juga mendata banyak bengkel bodi ataupun perusahaan karoseri yang lebih kecil dimana mereka juga ramai menerima pesanan rubah bodi.
Sasis bus buatan Scania masih jadi pilihan terbatas
Menilik data-data tadi, tentu saja berimbas pada penjualan unit baru bus. Data Gaikindo kuartal keempat 2023 (Januari-Oktober) telah terjual sebanyak 3.088 unit sasis berbagai ukuran. Naik dari 1.197 unit (Januari-April).
Ada empat nama yang bertarung untuk kelas sasis bus 5-10 ton yaitu; Hino, Mitsubishi Fuso, dan Tata. Mitsubishi Fuso mencatatkan angka 1.028 unit, kemudian Hino di angka 902 unit, serta ada Tata yang tercatat terbeli 8 unit. Seri yang terbanyak jualannya adalah Mitsubishi Fuso FE 84G BC N sebanyak 817 unit.
Untuk kelas 10-24 ton bersaing ketat Hino, Mercedes-Benz, dan Scania. Masing-masing di besaran 859 unit, 278 unit, dan 21 unit. Seri RM 280 STD dari Hino yang laku 454 unit. Andalan Mercedes-Benz yaitu seri OH 1626 L MT (E-4) terjual 103 unit.
Sasis ‘premium’, kelas 24 ton ke atas, pemainnya berdasarkan data Gaikindo hanya ada dua merek yaitu seperti Mercedes-Benz dan Scania. Dan hanya Scania yang mendapatkan penjualan masing-masing satu unit untuk seri K320IA dan K410IB. Produk Mercedes-Benz seperti OC 500 RF 2545 Maxi dan OC 500 RF 2545 DD belum satupun tercatat penjualannya.
Baca juga: Penjualan Bus 2023 Kuartal I: Adu Laku Hino, Mitsubishi, Mercedes-Benz
Baca juga: Populasi Kendaraan Komersial Di Indonesia Naik Terus
Penjualan sasis bus Volvo masih belum tercatat di data Gaikindo
Seri 1626 masih jadi 'tulang punggung' penjualan sasis bus Mercedes-Benz di Indonesia
#bus-truk-busindonesia-trukindonesia-safetydriving-defensivedriving-indonesia