Toyota Motor Corporation sebenarnya dikenal sebagai pabrikan yang ‘enggan’ menggarap kendaraan yang dayanya berasal dari listrik. Baik secara penuh maupun parsial, karena raksasa otomotif Jepang ini sejatinya sudah ‘jadi’ dengan kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Tentu tidak mungkin menghentikan semua proses yang sudah berlangsung selama ini. Oleh karena itu pekan ini lewat Toyota Australia melakukan uji intentsif sebuah van berbahan bakar hidrogen.
Teknologi mesin hidrogen yang terpakai kali ini adalah yang termutakhir. Berbasis mesin 3.500 cc V6 yang serupa di Toyota Land Cruiser 300 dan Lexus LX. Transmisinya otomatis 10 percepatan.
Namun begitu performa yang akan dihasilkan tidaklah ala kadarnya, paling tidak untuk kebutuhan sebuah van. Besarannya 163 PS atau setara 160,7 daya kuda. Ditambah fitur katalitik terbaru yang diklaim akan menghasilkan gas buang hampir nihil emisi. Sesuai dengan standar Euro 6 dengan desain paket pipa gas buang yang diklaim juga berperan banyak dalam menekan emisi CO2.
Pihak Toyota menyakinkan bahwa van ini punya performa yang tidak jauh berbeda dibandingkan performa mesin diesel 2.800 cc turbocharger dengan empat silinder.
Pemilihan HiAce sendiri dikarenakan mobil ini punya posisi mesin di depan. Dengan begitu lokasi tangka bahan bakarnya berada di dek bawah kabin penumpang. Relatif tidak banyak berpengaruh pada soal ketersediaan ruang kabin dan bobot mobil secara keseluruhan. Paling tidak alokasi daya angkut penumpang HiAce yang 12 orang tidak terpengaruh.
Mesin yang dipakai serupa pada LC300
Sudah ada pemesan, perusahaan kontraktor di Melbourne
Pengujian intensif ini akan dilakukan di kota Altona, negara bagian Victoria, dimana terdapat fasilitas produksi hidrogen milik Toyota.
Produk purwarupa ini mengadopsi tiga tangki hidrogen seperti yang terpakai pada Toyota Mirai FCEV generasi kedua. Produk ini sudah dipasarkan di Australia sejak tahun 2021.
President and CEO Toyota Australia, Matthew Callachor menyebutkan, “Teknologi pada HiAce ini menyodorkan teknologi yang lebih cepat diproduksi massal. Punya banyak kemudahan dalam operasional rutin, dan tentu saja sangat minim emisi gas buang.”
Wilayah Australia sendiri terpilih karena negara ini punya kebijakan yang dianggap mendukung pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen. Salah satunya proyek senilai 6,3 juta dolar Australia yang berada di bawah pengawasan National Hydrogen Strategy.
Hal yang dianggap prositif dalam proyek HiAce ini karena sudah ada pihak yang menyatakan keinginannya untuk membeli produk ini. Adalah CPB Contractors, salah satu perusahaan kontraktor di Australia yang nantinya akan memanfaatkan van ramah lingkungan ini untuk kendaraan komuter pekerjanya untuk sejumlah lokasi proyek seputaran kota Melbourne.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam proyek ambisius ini adalah soal infrastruktur isi ulang bahan bakar. Beruntung potensi kendala ini sudah relative teratasi dengan kesepakatan tiga institusi bisnis dalam pengembangan jaringan isi ulang hidrogen yaitu Hyundai Australia, Ampol, dan Pacific Energy.
Telah ditunjuk pula kampiun pemasok energy dari Prancis, EODev, untuk pemnegmabngan lanjutan jaringan pengisian bahan bakar hidrogen untuk kawasan Australia dan Selandia Baru.
Baca juga: Toyota ProAce: Bukan Buatan Toyota?
Baca juga: HiAce, Salah Satu Masterpiece Toyota
Pengembangan jaringan isi hidrogen, salah satunya, Hyundai Australia
#bus-truk-busindonesia-trukindonesia-safetydriving-defensivedriving-indonesia-hidrogen