Pemerintah Indonesia sepertinya sedang mendorong populasi mobil listrik di Tanah Air.
Hal ini juga didukung oleh kebijakan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 55 Tahun 2019 terkait Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Adanya kebijakan tersebut, membuat pelaku usaha atau produsen kendaraan baik motor maupun mobil mulai mengembangkan kendaraan listrik. Bahkan beberapa dari mereka sudah mulai menjual produk ramah lingkungan tersebut.
Namun ada beberapa kendala yang dihadapi saat ini, yaitu penggunaan kendaraan listrik membutuhkan fasilitas untuk tempat pengisian daya baterai. Di Indonesia, fasilitas tersebut masih minim dan perlu ditingkatkan agar pengguna nyaman menggunakan kendaraan ramah lingkungan.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung dengan adanya peralihan kendaraan yang tadinya konvensional menjadi listrik. Hal itu dilakukan bertujuan untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 mendatang.
"Saya memang mengingatkan agar EV menjadi suatu keniscayaan. Kemarin saya ketemu pak Gubernur DKI Jakarta, saya bersama mereka berencana untuk semua gedung akan diwajibkan fasilitas kendaraan listrik agar memberikan kemudahan mereka," ujar Budi di JCC Senayan..
Diketahui, dia baru saja meresmikan pembukaan pameran otomotif Indonesia Motorcycle Show (IMOS). Pada kunjungan, dirinya melakukan diskusi kepada Agen Pemegang Merek terkait baterai untuk kendaraan listrik yang seharusnya bisa dibuat secara lokal.
"Saya sepakat sekali tadi kita diskusi tentang baterai hasil bersama-sama kita membuat standarisasi tapi mereknya sendiri-sendiri. Ternyata ukurannya sama," tambahnya.
Dengan demikian, ke depannya akan diusahakan lebih banyak lagi tempat pengisian listrik umum. Termasuk di kantor-kantor pemerintahan dan pusat perbelanjaan.