Selain Kementerian Perhubungan, pemerintah melalui Kementerian ESDM juga mendorong infrastruktur untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau mobil listrik.
Untuk itu, pihak Kementerian ESDM menyatakan memberi dukungan melalui pembangunan infrastruktur pendukungnya. Di mana tahun ini terdapat sumbangan investasi nasional sebesar USD 10,83 miliar.
Rinciannya terdiri dari investasi subsektor migas USD 2,67 miliar, listrik sebesar USD 1,44 miliar, minerba sebesar USD5,98 miliar dan EBTKE (Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi) sebesar USD0,74 miliar.
Kontribusi lainnya adalah lewat penerimaan negara. "Realisisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor ESDM Triwulan 1 tahun 2021 mencapai Rp 55,11 triliun atau 61,1% dari target," kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam keterangan tertulisnya pekan lalu.
Selain itu guna terus menekan nilai impor, Arifin memerintahkan kepada para pejabat pimpinan tinggi Kementerian ESDM untuk menjalankan program-program strategis, salah satunya melalui pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga dan mendorong pemanfaatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Sehingga khusus di bulan April, pihaknya menyatakan menguatnya pertumbuhan komoditas sektor ESDM memberikan kinerja positif bagi neraca perdagangan Indonesia.
Sebagai catatan, pengembangan percepatan infrastruktur mobil listrik sesuai Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Dalam Perpres ini disebutkan, percepatan program Kendaraan Berbasis Listrik (KBL) Berbasis Baterai untuk transportasi jalan diselenggarakan melalui beberapa langkah.
Seperti percepatan pengembangan industri KBL Berbasis Baterai dalam negeri dan pemberian insentif. Juga penyediaaan infrastruktur pengisian listrik dan pengaturan tarif tenaga listrik untuk KBL Berbasis Baterai, Kemudian pemenuhan terhadap ketentuan teknis KBL Berbasis Baterai dan perlindungan terhadap lingkungan hidup.