Dari sekian banyak komponen pada mobil listrik, baterai menjadi bagian yang menyumbang penyebab tingginya harga jual mobil listrik. Maka salah satu kunci inovasi yang terus digeber adalah terus mencari penyempuraan dan optimalisasi teknologi baterai yang ada.
Seperti dilansir carscoops, diperkirakan harga paket baterai lithium ion EV akan turun hingga 89% pada akhir dekade ini. Sehingga di masa yang akan datang pada pembuat mobil listrik mampu menjajakan produknya dengan harga yang jauh lebih kompetitif dan masih punya margin yang cukup baik.
Sebagai ilustrasi, sepuluh tahun silam biaya baterai EV sekitar $1.110 ( Rp 15,7 jutaan) untuk tiap kWh, sedangkan saat ini angka tersebut turun mnjadi $ 137 (Rp 1,9 jutaan) per kWh. Bahkan di Cina untuk segmen tertentu harganya ada di sekitar $100 (Rp 1.4 jutaan) per kWh.
“Jika melihat dari penyusutan biaya yang luar biasa selama satu dekade terakhir, dan apa yang diharapkan selama beberapa tahun ke depan, dan harga EV pun dapat ditekan seiring dengan penyusutan biaya baterai yang ada,” terang Logan Goldie Scot, head of clean power at Bloomberg New Energy Finance pada Fast Company.
“Mereka akan terus dan berakselerasi selama beberapa tahun ke depan. Dalam empat tahun, pembuat mobil besar harus dapat memproduksi dan menjual kendaraan listrik untuk pasar massal dengan harga yang sama dan dengan margin yang sama seperti mesin pembakaran internal, " tutupnya.