Sejatinya Mitsubishi Xpander adalah sebuah LMPV. Namun sejak debutnya pada 2017, LMPV ini sangat kental nafas SUV-nya. Bahkan ground clearance-nya merupakan yang tertinggi di kelasnya.
Seolah kurang dengan hal itu, Mitsubishi Indonesia merilis versi SUV-bangetnya pada akhir tahun lalu. Lahirlah Xpander Cross. Imbuhan "Cross" rasanya sudah cukup untuk menunjukkan identitasnya sebagai mobil yang siap diajak melintasi medan agak jelek.
Jadilah kami bawa Xpander Cross menyusuri Taman Nasional Barat. Bukannya sengaja, kami kebetulan diberi unit Xpander Cross bertransmisi manual oleh Mitsubishi.
Roofrail di unit ini menjadi salah satu pembeda dari Xpander biasa. Kehadirannya sangat membuat unit ini sangat macho. Apakah roof rail ini hanya bagus sebagai pemanis atau benar-benar kuat untuk menyokong roof box? Kami tak sempat membuktikannya.
Dengan ground clearance Xpander Cross yang mencapai 225 mm, masih tak ada bedanya saat masuk ke kabin jika dibanding Xpander biasa. Duduk di balik kemudi pun juga rasanya masih seperti di kokpit Xpander non-Cross. Penyesuaian bangku tentu dilakukan secara manual juga.
Tak perlu berlama-lama, langsung saja OtoDriver bersama dua jurnalis nasional lainnya membawa Xpander Cross tiga pedal ini menyusuri Buleleng dengan khas tanjakan dan turunannya.
Entah karena setingan pedal kopling unit tesnya yang belum maksimal atau bukan, namun kami merasa respon akselarasi dengan injakan pedal gas kurang responsif. Pihak Mitsubishi yang menjadi dukungan teknik dalam kesempatan test drive ini menyebut tak ada bedanya profiling ECU Xpander Cross dengan yang biasa.
Namun sejatinya saat di putaran tinggi, tenaga Xpander Cross terasa tak ada ngos-ngosannya. Mesin 1.500 cc bertenaga 105 ps dengan torsi bisa mencapai 141 Nm juga sangat cukup melahab tanjakan-tanjakan di daerah Taman Nasional Bali Barat.
Bantingan suspensi harus kami beri apresiasi. Sama seperti Xpander non-Cross, redaman suspensi kala mobil menghajar lubang cukup baik menjaga kenyamanan di belakang. Pihak teknikal padahal menyebut karakter suspensi Xpander Cross sebenarnya diseting agak lebih keras dibanding Xpander biasa. Hal itu untuk mengakomodir tinggi total dan ground clearance yang lebih tinggi.
Bertemu macet, walau sebentar, sebenarnya bukan jadi hal yang tak kami mau saat membawa Xpander Cross manual. Namun kondisi ini harus kami jalani untuk dilaporkan dalam tulisan ini. Well, empuknya pedal kopling sedikit menghibur dari respon akselarasi yang jadi isu kami di awal tadi. Adanya kawalan fitur Brake Asisst juga membuat mengemudi di kemacetan terasa lebih tenang.
Dengan bobot keseluruhan Xpander Cross yang sekitar 100 kg lebih berat dari Xpander biasa ternyata masih oke untuk diajak berlari di tol. Catatan konsumsi bahan bakar yang kami peroleh mencapai 10,2 km/liter.
Kesimpulan
Embel-embel "Cross" tentu membuat ekspektasi kami pada mobil ini adalah tangguh saat diajak keluar dari permukaan aspal. Ya, memang tangguh. Tapi sebaiknya keluar dari aspalnya jangan terlalu jauh. Kalau sekedar permukaan berkerikil saja masih oke dilibas Xpander Cross. Namun jika lebih dari itu sebaiknya segera kembali ke aspal. Dengan harga yang menuju Rp 300 juta Anda juga akan dipukau dengan beragam fitur menarik dan eksterior yang macho, cocok untuk pindah-pindah mall jika jarang bertemu permukaan jalan tanah.
Spesifikasi
Mitsubishi Xpander Cross MT
Harga: Rp 270,7 juta
Mesin: 1.499 cc MIVEC DOHC
Tenaga: 105 ps/6.000 rpm
Torsi: 141 Nm/ 4.000 rpm
Transmisi: manual 5 percepatan
Foto: Danu