Mitsubishi sepertinya masih percaya diri untuk menggairahkan segmen small hatchback dengan hanya menyegarkan andalannya, Mirage. Maka pada pertengahan 2016 hadirlah Mitsubishi New Mirage yang merupakan penyegaran ringan dari pesaing Nissan March ini.
Dari segi teknis mesin, New Mirage tak ada bedanya dengan edisi terdahulu, masih pakai mesin tiga silinder 1.200 cc bertenaga 77 dk. Mitsubishi memang lebih menonjolkan ubahan pada sektor eksterior dan sedikit improvisasi di interior.
Terlepas dari itu semua, apa New Mirage mampu bertahan dalam gempuran hatchback LCGC yang sebenarnya punya spek teknis mirip-mirip dengan mobil berlogo tiga berlian ini?
Desainnya dan warna Wine Red Pearl sedap dipandang
Setidaknya hal itu sudah bisa terjawab. Karena kebetulan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku APM-nya mengajak OtoDriver dan beberapa jurnalis nasional untuk merasakan sensasi berkendara hatchback facelift-nya itu di wilayah Jawa Timur. Rute Surabaya - Batu pun jadi sasaran kami untuk mencicipi performa New Mirage.
Ambil start dari bandara Juanda, OtoDriver dapat jatah New Mirage tipe tertinggi dengan kelir baru yang disebut KTB merupakan warna icon New Mirage. Kelir bernama Wine Red Pearl ini memang tampak memukau siapapun yang melihat karena menjadikan mobil mungil ini lebih dinamis dan berkelas.
Karena ini tipe tertinggi, maka tampak beberapa aksen berlabur krom di area moncong depan yang sangat pas padu padan dengan warna mobil. Tapi memang bahasa desain New Mirage sepertinya tetap pada kaidah sporty.
Mulai dari lekuk bodi, desain rumah lampu kabut, sampai grill yang kini lebih besar dari yang terdahulu sangat mendongkrak unsur sporty. Apalagi Khusus di dua tipe, New Mirage pakai pelek 15 inci yang membuat ruang fender tak terlihat kosong.
Bumper belakang lebih besar dibanding edisi pra-facelift
Ubahan ringan yang menarik perhatian kami juga di area belakang. Kini bumber belakang lebih menonjol, semoga saja berpengaruh saat ada yang menghantam dari area belakang. Cukup puas memandangnya pada impresi pertama, kami pun memasukkan koper dan rangsel ke bagasi mobil lima penumpang ini. Tak disangka, dua koper ukuran ringan dan satu rangsel besar tak sulit dilahap bagasi New Mirage.
Bahkan jika masih ada banyak barang bawaan berbagai ukuran sebenarnya masih bisa diangkut dengan melipat bangku baris kedua. Asyiknya, penyesuaian kebutuhan angkut barang dan penumpang semakin oke karena bangku baris kedua di tipe termahal ini bisa dilipat dengan konfigurasi 60:40.
Saat mencoba di bangku penumpang belakang juga terbilang nyaman. Ruang kaki terasa lega walau jok penumpang depan dimundurkan sampai nyaris mentok. Hal yang sama juga terasa saat jadi penumpang di jok depan. Artinya walau tampak mungil, New Mirage mampu memberikan ruang kabin lapang dan nyaman.
Sayang beberapa detail kecil tak sesuai harapan. Seperti bangku belakang yang tak bisa diatur kemiringan sandarannya dan absennya cermin di balik penahan cahaya cahaya matahari (sun visor) pada area penumpang depan.
Tapi satu yang layak diapresiasi, kini bangku belakang Mirage memiliki sandaran kepala. Bukan hanya lebih baik secara estetika, namun juga menunjang keamanan dan kenyamanan. Meski begitu sandaran kepala ini di tipe teredah merupakan tipe fixed, tak bisa diatur naik turunnya.
Corak interior baru membuat penumpang makin nyaman, kini hadir headrest model fixed
Warna dasbor baru yang pakai tema gelap membuat mata nyaman, jok penumpang depan dan pengemudi juga tergolong empuk. Belum lagi sarana hiburan pada audio sistem terbilang mantap dalam memanjakan penumpang. Fitur standar seperti radio AM/FM, pemutar CD, AC Digital, port USB , dan audio steering switch ini harusnya membuat perjalanan semakin fun.
Maka langsung saja OtoDriver duduk di balik kemudi. Dengan postur 170 cm dan berat 56 kilogram, tak sulit menyetel posisi ideal mengemudi di kokpit New Mirage. Jika masih kurang pas, posisi setir bisa disesuaikan dengan menyetel naik turun (tilt). Penyetelan kemudi dengan teleskopik (maju mundur) memang tak dimungkinkan, namun bukan masalah karena belum jadi standar di kelas ini.
Keluar parkiran dan selap selip di padatnya lalulintas Sidoarjo - Surabaya terasa mudah dengan mobil yang punya panjang 3.795 mm ini. Radius putarnya masih tergolong kecil, walau Nissan March sedikit unggul dalam hal itu.
Mudah keluar masuk area parkiran sempit
New Mirage Exceed yang sumbu roda di angka 2.450 mm tercatat punya radius putar 4,6 meter, sedangkan March 4,5 meter dengan sumbu roda 2.440 mm. Tapi entah kenapa kami harus menekan pedal rem cukup dalam saat mengurangi kecepatan di putaran tinggi. Manuver deselarasi yang dihasilkan New Mirage pada posisi tuas transmisi di B pun masih kurang membantu. Intinya pengereman mobil ini baik tapi terasa kurang natural.
Tapi bicara tarikan memang ia terbilang paling baik di kelasnya. Dengan tetap mengandalkan mesin tiga silinder, small hatchback yang punya bobot 1.310 kg ini terbilang responsif. Tapi kami sarankan tetap memposisikan tuas transmisi di B agar tenaga mudah terkail. Karena pada posisi transmisi di D kerja mesin cenderung dipaksa di putaran rendah untuk kehematan BBM.
Pada posisi D pula lampu Eco Indicator bisa menyala yang menandakan gaya berkendara pengemudi dalam karakter hemat bahan bakar. Saat melaju di tol yang kebetulan lengang, memang posisi D ini membuat agak lama meraih kecepatan tinggi.
Tarikan bawah sampai menengah cukup oke
Lain halnya saat kami memasuki daerah yang banyak tanjakan seperti di kota Batu. Walau muatan tiga penumpang plus bagasi penuh, tenaga 77 dk dan torsi 100 Nm membuat tak ada kendala melahap tanjakan terjal. Tenaganya terasa lebih positif dibandingkan rivalnya seperti Nissan March, Honda Brio 1.2L serta Kia Picanto.
Pada hari kedua saat kami kembali ke Surabaya dari Malang kebetulan lalulintas agak lengang, maka kami pun mencoba melaju agak kencang. Dalam kecepatan rata-rata cukup tinggi memang handling-nya tak bisa dibilang buruk, tapi saat bertemu tikungan profil kencang New Mirage masih timbul gejala body roll. Entah apakah memang permukaan tikungan tersebut miring atau suspensinya yang belum mampu meredam body roll, mobil ini tetap masih baik dikendalikan.
Ban pakai ukuran 175/55R15 77V
Sesuai dengan jumlah silindernya, suara dengung khas 3 silinder pun masih terdengar sampai kabin. Di lain sisi, suara bising diluar dan dari ban mobil mampu diredam baik dibanding Mirage edisi terdahulu.
Dengan tiga penumpang yang merupakan rekan jurnalis dan bagasi penuh koper pakaian dan peralatan dokumentasi, tercatat spidometer New Mirage mampu menyentuh angka 170 kilometer per jam. Sebuah angka yang sangat hebat untuk ukuran city car
Kesimpulan
New Mirage memang tak bisa disamakan dengan hatchback LCGC. Terutama dengan fitur seperti dual airbag, sensor parkir, AC digital dan immobilizeer. Bahkan jika menurut Anda penting, New Mirage datang ke Indonesia dengan skema CBU alias impor dari Thailand. Tentu ia punya prestis lebih tinggi dari sebuah LCGC. Apalagi Mirage memiliki performa kuat dari mesin 1.200 cc-nya. Memang ia lebih mahal dari LCGC, tapi sepadan dengan yang didapatkan.
Kelebihan:
- Radius putar kecil
- Performa mesin
- Headrest belakang
- Transmisi CVT halus
Kelemahan:
- Rasa rem kurang natural
- Tak ada cermin di penahan cahaya penumpang depan
- Suara 3 silinder
SPESIFIKASI:
Mitsubishi New Mirage Exceed A/T
Harga: Rp 196 juta
Kapasitas Mesin: 1.193 cc 3 silinder
Tenaga maksimum: 77 dk / 6.000 Rpm
Torsi maksimum: 100 Nm / 4.000 Rpm
Transmisi: Otomatik CVT
Penggerak: Front Wheel Drive
Foto tambahan:
Radius putar khas small hatchback jadi salah satu menu utama
Urusan angkut barang, New Mirage punya kemampuan terbilang baik
Posisi setir bisa disetel tinggi rendah
Khusus di tipe Exceed, setir berbalut kulit
Bertabur fitur yang membuatnya beda kasta dengan LCGC
Bangku belakang bisa dilipat 60:40
Engine start - stop dan immobilizer jadi kelengkapan standar model termahal