OTODRIVER - Dalam kegiatan Media Gathering pekan ini (17/1), pihak Suzuki Indonesia mencanangkan untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar lagi untuk tahun 2025 dibandingkan tahun 2024.
Besarannya penguasaan pangsa pasar itu 8,5 persen, naik dari 7,8 persen yang dicapai pada tahun 2024 yang setara dengan angka 69.392 unit (retail).
Untuk bisa menunjang hal tersebut, dicanangkan juga investasi baru sebesar Rp5 triliun yang akan banyak dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pusat produksi Suzuki di Indonesia. Seperti diutarakan oleh Shodiq Wicaksono, Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Selain itu, upaya peningkatan animo dari calon konsumen Suzuki juga di sisi layanan purna jual.
Saat ini telah dioperasikan layanan servis rutin di malam hari bagi pemakaian kendaraan Suzuki yang baru punya kesempatan untuk melakukan perawatan rutin saat jam pulang kerja.
Selain pelayanan servis rutin di malam hari, pelayanan home service juga makin intensif diperkuat pengelolaannya. Seperti diterangkan Hariadi, Asst to Aftersales Department Head of Service SIS.
Dalam kesempatan yang sama, Harold Donnel, Marketing Director 4W SIS menegaskan bahwa pihaknya akan menggebrak di semester pertama tahun 2025 lewat kehadiran produk yang benar-benar baru dan diklaim sesuai selera market Indonesia.
Penjelasan Harold itu seolah makin menguatkan bahwa SUV baru yang dimaksud adalah Suzuki Fronx. Terlebih beredar informasi bahwaFronx sudah terdaftar di Samsat PKB Jakarta.
Secara teknis, Suzuki Fronx berjenis Subcompact Crossover SUV.Mesinnya punya empat varian, mulai dari kapasitas 1.000 cc hingga 1.500 cc Hybrid. Transmisinya juga ada yang manual dan otomatik. Dan semua semua varian berpenggerak roda depan.
Nyata sudah bahwa mobil baru itu akan merangsek ke kelompok SUV B-segment. Secara pasar akan langsung menghadapi Toyota Raize, Daihatsu Rocky, Wuling Alvez, maupun Honda WR-V.
Harold juga meyebutkan bahwa Suzuki Carry akan tetap menjadi penopang utama dari rencana pencapaian Suzuki karena akan berperan mengemban porsi 50 persen dari rencana penjualan Suzuki di Indonesia tahun 2025.
Saat ditanyakan perihal tantang di awal 2025 seperti pajak opsen dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing utama dunia, Joshi Prasetya, Department Head of Strategic Planning SIS menjelaskan bahwa hal-hal itu dalam pengamatan serius pihaknya.
Joshi berpendapat bahwa nantinya pemerintah daerah atau mungkin pemerintah pusat akan mengambil kebijakan relaksasi karena kondisi ekonomi seperti sekarang memang menjadi tidak kondusif jika ada pengenaan pajak seperti opsen. (EW)
