OTODRIVER - Masalah yang tengah melanda Pertamina terkait dengan Pertamax dan Pertalite tengah menjadi sorotan. Salah satu hal adalah terkait RON (Research Octane Number) untuk mesin bensin.
Lalu apa sebenarnya RON itu?
Mengacu pada Britanica, RON atau Research Octane Number adalah bilangan oktan hasil dari uji coba mesin dengan berbagai kontrol mulai dari suhu hingga rasio kompresi mesin.
Bilangan pada RON ini menunjukkan kualitas bahan bakar dalam menahan tekanan yang tinggi dalam ruang bakar sebelum akhirnya terbakar.
RON dengan angka yang tinggi akan lebih lambat terbakar dan lebih tahan terhadap kompresi, sehingga BBM dengan RON yang lebih tinggi tidak terjadi ledakan prematur pada ruang bakar hanya karena akibat dari kompresi saja.
“Bahan bakar oktan tinggi sifatnya lebih sulit untuk terbakar. Karenanya, kompresi yang cukup dibutuhkan supaya bensin beroktan tinggi ini dapat terbakar dengan sempurna,” jelas Taqwa Suryo Swasono dari Garden Speed saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Umumnya saat ini mobil dengan mesin modern dirancang untuk menggunakan bensin dengan RON 92 atau lebih. Menggunakan BBM oktan rendah pada mesin modern berpotensi menurunkan performa kendaraan. Selain itu, bensin dengan oktan rendah juga bisa memperburuk emisi gas buang kendaraan bermotor, menumpuk deposit kerak di ruang bakar hingga membuat mesin mengelitik (knocking)
Taqwa menjelaskan bahwa knocking mesin bisa terjadi karena BBM oktan rendah tidak tahan tekanan atau temperatur tinggi. Hal ini menyebabkan bensin terbakar sebelum api dari busi dinyalakan. Terjadi tabrakan antara ledakan bahan bakar yang meledak sendiri dengan bahan bakar yang dinyalakan oleh busi. Inilah yang menimbulkan bunyi pada mesin dan kita kenal sebagai ‘ngelitik’ / knocking. (SS)
#ron #pertamina #pertamax #pertalite #mesin-modern #bahan-bakar-bensin