OTODRIVER - Mazda EZ-60 saat ini menjadi kendaraan energi terbarukan yang cukup laris di China. Tercatat hingga 4 Agustus silam dikabarkan bahwa SUV ini telah mendapat pemesanan sebanyak 38 ribu.
Mengutip dari Carnewschina, mobil yang dikembangkan bersama mitra joint venture dengan Changan ini telah dimulai produksi masalnya pada 4 Agustus 2025 di pabrik Changan Mazda di Nanjing. Model ini menjadi produk kolaborasi dua pabrikan itu setelah sedan EZ-6 dan seperti halnya EZ-6, SUV EZ-60 ini muncul dengan opsi mobil listrik murni (BEV) dan Extender Range Electric Vehicle (EREV).
Diketahui berbagi platform dengan produk Changan yakni Deepal S07 punya wujud yang ‘sangat Mazda’. Para desainer Mazda mampu menorehkan bahasa desain Mazda, yakni Kodo dengan cukup apik. Identitas desain ini nampak pada bagian depan dan terus mengalir hingga belakang.
Unit pengembangan performa kendaraan melibatkan tim teknik dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Mereka berkolaborasi untuk mengasah stabilitas dan handling agar sesuai dengan karakteristik mobil listrik yang tetap enak dan menyenangkan untuk dikendarai.
Dari sisi teknologi, EZ-60 dilengkapi dengan sistem kokpit canggih yang ditenagai chip otomotif 4nm. Sistem ini mendukung interaksi multimodal hasil kerja sama dengan Doubao AI, Mianbi Intelligent, dan Alibaba Qianwen.
Mendukung konstruksi yang aman, struktur bodi EZ-60 diperkuat dengan tujuh balok horizontal dan lima balok vertikal. Baja ultra-kuat 2.000 MPa serta sistem keselamatan aktif memastikan perlindungan maksimal bagi penumpang.
Sebelum memasuki produksi massal, lebih dari 800 unit uji coba yang melibatkan lebih dari 400 program validasi.
Pengujian ekstrem dilakukan dengan jarak lebih dari 3 juta kilometer, termasuk 500.000 kilometer untuk uji ketahanan di delapan negara Eropa. Changan Mazda menyatakan bahwa produksi EZ-60 menggunakan rantai pasokan kendaraan energi baru dari Tiongkok. Proses produksinya tetap mengikuti standar global yang diterapkan oleh Mazda secara internasional.

Model versi EV ditenagai motor tunggal 255 hp yang diletakkan di bagian belakang yang mengandalkan baterai Mangan-Nickel-Cobalt (MNC) berkapasitas 66,8 kWh dan 79,97 kWh dengan daya jelajah 520 – 620 kilometer.
Sedangkan untuk versi extender range dibekali mesin bensin 1.500 cc yang dikolaborasikan dengan baterai 31,72 kWh. Daya jelajahnya disebut-sebut mencapai lebih dari 1.000 kilometer.
PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) pernah mengatakan bahwa pihaknya akan membawa Mazda EZ-60 ke pasar Indonesia. “Segera masuk Indonesia, namun bukan di tahun ini,” terang Chief Operating Officer (COO) PT EMI, Ricky Thio, saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Namun Thio belum membahas lebih dalam versi apakah yang akan dibawanya untuk pasar Indonesia.
Meski begitu, Ricky mengatakan bahwa pihaknya tak akan hanya berencana membawa EZ-60 saja namun sekaligus dengan versi sedannya yakni EZ-6. (SS)








