OTODRIVER - Perjalanan Aletra masuk ke Indonesia tak bisa dikatakan singkat. Brand asli Indonesia ini butuh proses berliku dan juga cukup memakan waktu untuk menghadirkan produk perdananya, Aletra L8.
Walaupun dalam mewujudkan L8 tak lepas dari peran Geely dan Livan Auto (sebagai anak usaha dari Geely), namun bukan berarti merupakan rebadge seperti utuh Livan Maple 80V. Aletra L8 hadir dengan sentuhan kearifan lokal yang cocok dengan kebutuhan di Indonesia.
“Kita melakukan berbagai penyesuaian pada L8 supaya sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia,” tutur Product Manager, Aletra Mobil Nusantara (AMN), Christo Antyo saat ditemui di Magelang, Jawa Tengah (10/10/2025).
“Proses untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan apa yang kami inginkan ini butuh waktu yang tidak sebentar, termasuk meyakinkan pihak Geely agar memenuhi keinginan kami," sambungnya.
“L8 memang dikembangkan dari MPV yang sudah ada sebelumnya, namun harus melalui berbagai tahap penyesuaian hingga wujud yang bisa kita lihat sekarang,” tambahnya.
Menghadirkan Mobil Yang Lebih Lega
Dalam mewujudkan sebuah L8, Tim Aletra memiliki andil besar di bidang rancang bangun. Sejumlah masukan terhadap desain dan struktur bodi pun diajukan, Salah satunya memperpanjang bodi hingga 17 cm agar kabin lebih lapang dan sesuai format 7 penumpang.
Alhasil, L8 berhasil hadir sebagai MPV listrik dengan dimensi yang paling besar dan juga punya interior yang paling lapang di kelasnya. Komposisi yang dirasa cocok dengan Indonesia yang menggemari mobil dengan daya tampung besar.
Christo menjelaskan bahwa ubahan penambahan panjang tersebut menyebabkan beberapa reengineering dalam rancang bangun dan struktural.

AC Lebih Dingin
Penyesuaikan ditemukan pada bagian AC. Di mana versi Tiongkok menggunakan basic setingan di temperatur 26 celcius.
“Mereka menggunakan default pengaturan di suhu tersebut karena di suhu tersebut dianggap paling ideal dan nyaman bagi pasar Tiongkok. Maka diseting pada suhu berapapun sistem AC akan mengembalikan lagi pada temperatur 26 derajat,” ungkap Christo.
“Walau kita awalnya kita seting di temperatur lebih rendah, namun setelah itu balik lagi ke setingan temperatur 26 derajat Celsius alias suhu ruang nyaman dalam preferensi pengguna di Tiongkok,” sahutnya.
Aletra Indonesia meyakinkan pihak Geely untuk merubah setingan tersebut karena sudah pasti pasar Indonesia memiliki preferensi kenyamanan temperatur di bawah suhu tersebut.
Ternyata untuk mengubah hal tersebut dibutuhkan beberapa langkah dan riset supaya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan sistem AC mobil tersebut. Ini salah satu yang memakan waktu.

Bisa Didorong Saat Parkir
Di Tiongkok sepertinya memiliki ruang parkir yang lebih lega. Tidak ditemui parkir resmi yang model campuran antara parkir berjejer dan pararel seperti di Indonesia.
Khususnya pada EV, saat mobil diparkir dan transmisi diposisikan di P maka otomatis e-brake dan motor listrik terkunci. Hasilnya mobil tidak dapat dipindahkan ataupun didorong. Kondisi ini tidak cocok dengan keadaaan di Indonesia.
“Awalnya ada penolakan dari pihak Geely, namun setelah kami tunjukan video mengenai fenomena di Indonesia tersebut, akhirnya mereka mengabulkan juga,” jelas Christo.
“Sekarang semua unit L8 sudah bisa diseting untuk bisa didorong dalam kondisi mobil off. Caranya, sebelum mobil dinonaktifkan, tuas e-brake dipencet dan dibarengi oleh injakan rem selama 5 detik,” terangnya. (SS)









