OTODRIVER – Pekan ini (1/8), PT Chery Sales Indonesia (CSI) menghadirkan dua varian baru Tiggo Cross CSH; Comfort dan Premium.
Untuk varian Comfort, dilabeli harga Rp299,9 juta. Sedangkan varian Premium berbanderol Rp319,8 juta.
Sales Director CSI, Budi Darmawan, menjelaskan bahwa kehadiran dua varian baru itu berdasarkan asupan data yang diterima pihaknya bahwa ada ceruk konsumen yang meminati teknologi hibrida karena asumsi soal ekonomisnya konsumsi bahan bakar, ada pula yang memang secara tegas meminati unit yang bertenaga listrik.
Begitu pula soal fitur, data temuan CSI mennyatakan bahwa juga ada konsumen-konsumen yang tidak memerlukan ragam fitur yang tidak berkaitan langsung dengan soal berkendara. Dicontohkan oleh Budi adalah soal keberadaan sunroof.
Itulah yang menjadi dasar pihak CSI merasa perlu merilis unit-unit yang memang diperlukan oleh konsumen tersebut lewat varian Comfort dan Premium.


Budi juga menjelaskan bahwa selama perjalanan waktu ajang GIIAS 2025 pihak CSI per tanggal 31 Juli 2025 juga telah mendapatkan temuan lain bahwa model hibrida mendominasi angka laku di booth Chery dimana Chery Tiggo Cross CSH porsi SPK-nya 42 persen, model BEV (J6) di besaran 35 persen, dan yang bermesin fosil di porsi 22 persen.
Total SPK sampai tanggal 31 Juli 2025 disebutkan Budi sudah menyentuh angka 1.405 SPK. Diyakininya bahwa sampai hari terakhir GIIAS 2025 (3/8) bisa diraih lebih dari 2.000 SPK untuk Chery. Karena berdasarkan pengamatannya, empat sampai tiga hari terakhir ajang seperti GIIAS merupakan saat dimana calon konsumen telah menjatuh pilihan setelah sebelumnya melakukan window shopping.
Soal angka dua ratus jutaan besar dan tiga ratus jutaan kecil, masih menurut Budi, memang merupakan rentang harga yang paling bisa diterima oleh peminat mobil baru saat.
Hal itu seperti menepis anggapan bahwa APM produk jenama asal Tiongkok menggalang perang harga atau sejenisnya. Soal ini lebih spesifik disebutkan olehnya berkaitan erat dengan bisnis model pabrikan asal Tiongkok yang menempatkan produksi mobil terintegrasi dari hulu ke hilir.
Penguasaan dalam satu payung mulai dari prose pengolahan material dasar sampai distribusi dalam satu naungan badan usaha ditegaskan membuat semua proses bisa berjalan jauh lebih efisien yang berujung pada pengenaan harga yang lebih kompetitif.
Selain itu, produk-produk asal Tiongkok sepeti Chery sejak awal telah diposisikan sebagai produk global.
Hal itu lagi-lagi nyata bisa membuat satu model dapat diproduksi dengan volume yang lebih besar dibandingkan hanya membuat model-model berbeda yang dipasarkan untuk regional tertentu. (EW)










