OTODRIVER - Keputusan Kementerian Perindustrian terkait dengan insentif untuk EV CBU akan berakhir pada 31 Desember 2025 mendatang.
Akibatnya sebanyak 6 produsen EV yang menjajakan mobilnya dalam wujud skema CBU akan terkena imbasnya.
Jika melihat dari keenam list produsen telah menikmati fasilitas insentif mobil listrik CBU, maka BYD menjadi yang terbanyak dalam menikmati fasilitas tersebut. Setidaknya raksasa dari Shenzhen, China ini menjadi produsen yang paling berdampak terhadap dicabutnya kebijakan ini.
Saat ini BYD memiliki setidaknya 7 produk EV yang kesemuanya masih diimpor dalam skema CBU.
Unit tersebut adalah:
- BYD Seal
- BYD Atto 3
- BYD Dolphin
- BYD Sealion
- BYD M6
- BYD Atto 1
- Denza D9
Skenario yang disodorkan oleh pemerintah ini bisa saja tidak terjadi apabila BYD mampu menyelesaikan pabriknya di Purwakarta sebelum tengat waktu tersebut berakhir dan memulai proses produksi lokalnya. Hanya saja pihak BYD belum bersedia merinci seperti apakah kinerja pabriknya nanti dan produk mana saja yang bakal diprioritasnya untuk dilokalkan terlebih dulu.

"BYD komitmen mengikuti regulasi dan peraturan yang berlaku khusus nya yang ditetapkan oleh Kementerian terkait dalam hal ini Kementerian perindustrian, di mana tujuannya untuk peningkatan industrialisasi, pengembangan pasar dan kesinambungan bisnis," ungkap Head of Marketing PR & Government Relation, Luther Panjaitan saat dihubungi Otodriver, (13/09/2025).
Menyinggung mengenai progress pabrik Luther pun belum bersedia menjelaskan tentang hal tersebut.
Mengutip dari detik.com, infomasi mengenai pabrik BYD di Karawang, terupdate pada Mei lalu di mana pabrik yang berdiri di atas lahan 108 hektar dengan nilai investasi Rp 11,2 triliun telah mencapai pembangunan sebesar 45%. (SS)








