OTODRIVER – Cukup banyak pabrikan mobil telah melakukan rencana untuk mengubah jajaran produk mereka dari mobil berbahan bakar menjadi mobil listrik di masa datang. Namun tampaknya, rencana tersebut harus direvisi kembali.
Seperti diungkapkan dari Studi Mobility Consumer Pulse tahun 2024 yang dilakukan McKinsey & Co. bahwa 46 persen pemilik mobil listrik di Amerika Serikat ingin beralih kembali ke mobil bermesin konvensional. Alasannya simpel, yakni infrastruktur pengisian daya yang sampai saat ini dirasa kurang memadai.
Sementara itu dari responden global mengungkapkan bahwa 35 persen mengatakan jaringan publik belum cukup baik. Kemudian 34 persen mengatakan biaya kepemilikan kendaraan listrik masih terlalu tinggi, dan 32 persen mengatakan kendaraan listrik terlalu berdampak pada pola mengemudi mereka dalam perjalanan jauh.
Alasan lain yang diungkapkan pemilik mengenai alasan mereka beralih kembali adalah ketidakmampuan mengisi daya di rumah (24 persen), stres karena khawatir mengenai pengisian daya (21 persen), dan membebankan biaya untuk kebutuhan mobilitas (16 persen). Hanya 13 persen yang mengaku tidak menikmati pengalaman berkendara.
Namun yang mengejutkan, masyarakat AS bukanlah kelompok yang paling bersemangat untuk beralih kembali ke mobil ICE. Di Australia justru, 49 persen pemilik kendaraan listrik sedang mempertimbangkan untuk kembali menggunakan mobil berbahan bakar konvensional.
Negara-negara lain yang berada di bawah rata-rata dunia adalah Italia (15 persen), Perancis (18 persen), Jerman (24 persen), dan Tiongkok (28 persen). Brasil mengikuti Amerika Serikat dan Australia di atas rata-rata yaitu 38 persen. (AW).