OTODRIVER - Seperti diberitakan oleh Kyodo (25/7), pihak Honda mengalami kontraksi penjualan mobil di Tiongkok. Pencapaian terakhir yang tercatat adalah 50 ribu unit per tahun, hal ini jauh dari kapasitas produksi terpasang yang ada di angka 1,49 juta unit setahun.
Kondisi tersebut semakin dilematis mengingat pihak Honda juga sudah merencanakan untuk bisa menjual mobil listrik sampai 240 ribu unit setahun, dan target tahun ini yang mengharuskan mereka juga bisa melepas 290 ribu unit mobil bermesin konvensional.
Kondisi itu membuat unit produksi di bawah GAC Honda Automobile Co. dan Dongfeng Honda Automobile Co. harus mengurangi volume produksinya, paling telat bulan November nanti.
Kondisi yang kini dialami Honda itu terbilang kesekian kalinya menimpa pabrikan asal Jepang yang beroperasi di Cina. Sebelumnya Nisaam telah menutup pabrik kendaraan penumpangnya di provinsi Jiangsu.
Mitsubishi tahun lalu juga stop beroperasi untuk produksi kendaraan di Tiongkok.
Rangkaian penurunan penjualan mobil merek Jepang di wilayah Cina berimbas juga pada industri pendukungnya.
Sebut saja Nippon Steel Corp. yang di awal Agustus ini mengumumkan intensita skolaborasi dengan pihak Baoshan Iron & Steel Co. agar tidak ada kelebihan pasokan baja di pasar Cina.
Bagi Honda sendiri, Cina merupakan hub untuk produksi mereka terbesar secara global di luar Jepang. Kapasitas produyksi terpasangnya bisa mencapai 5 juta unit per tahun.(EW)