Di Indonesia, populasi truk MAN umumnya berada wilayah pertambangan, dan juga dunia logistik angkut berat. Untuk pemakaian sasis bus juga masih terbilang langka, hanya dipakai oleh segelintir operator bus saja yang punya kelas layanan premium.
MAN juga dikenal sebagai pabrikan yang intensif merilis produk berbahan bakar non fosil, termasuk listrik. Meskipun pabrikan ini juga masih terus mengembangkan produk bermesin konvensional.
Untuk tahun 2024, pabrikan yang nama panjangnya Maschinenfabrik Augsburg-Nürnberg ini merilis empat model bus terbaru. Rilis yang dilakukan di Saalfleden, Austria, itu ditegaskan juga oleh MAN yang masih konsisten menyediakan beragam fitur maupun teknologi terbaru atas bus mereka.
Secara umum produk bus MAN terbagi atas dua model besar; Intercity untuk bus kota, dan Coach untuk bus yang bisa dipakai untuk menempuh jarak jauh. Saat ini untuk model Coach dibagi lagi menjadi dua sub-model yaitu Neoplan Toruliner dan Neoplan Skyliner.
Neoplan merupakan perusahaan karoseri 'inhouse' dari MAN
Kini model terbaru MAN, baik truk maupun bus, terbagi dua model berdasarkan pembangkit dayanya. Baik yang bermesin fosil maupun bertenaga listrik menyodorkan beberapa keunggulan rekayasa pabrikan yang tahun selama tahun 2023 hingga pertengahan tahun 2024 sukses menjual 24 ribu unit bus dan truk di seluruh dunia itu.
Mesin D26 12.000 cc yang terkenal itu kini mengadopsi teknologi “Central Vehicle Manager” yang sitem opersionalnya semakin terkomputerisasi. Peran komputernya naik dua kali lipat dibandingkan pada mesin sama dengan sistem sebekumnya yang disebut “Power Train Manager.”
Sistem baru ini bisa mengurangi konsumsi bahan bakar sampai 2,5 persen. Termasuk besar untuk ukuran kendaraan komersial.
Khusus untuk mesin untuk model Neoplan kini berkapasitas 12.400 cc.
Selain itu semua peranti pengoperasian bus seperti buka tutup pintu penumpang serta AC juga sudah computerized yang semakin mudah dipakainya sekaligus meingkatkan efisiensi dalam hal utilitas.
Setiap unit kini sudah dilengkapi MAN SafeStop Assist, sistem pantau pengemudi bus yang ditengarai tidak dalam kondisi mampu mengendalikan setir. Sistem ini akan otomatis mengaktifkan tiga tahap respon atas sistem pengereman dan menjaga laju bus dalam kondisi teramannya sebelum berhenti sama sekali.
Fitur ini memang akan dihadirkan sebagai optional pada sejumlah varian di barisan model Intercity serta Coach.
Selain itu, sebagai peranti standar juga ada fitur ADAS (Advanced Driver-Assistance Systems). Detailnya seperti Tyre Pressure Monitoring System (TPMS) yang bisa dipantau lewat layar utama 12 inci bagi pengemudi. Ada juga fitur “Alcohol Interlock”, MAN AttentionGuard, Radar-based Turning Aid, Collision Warning System, Traffic Sign Recognition, Emergency Brake Assist, sampai Adaptive Cruise Control ACC serta Traffic Jam Assist.
Baca juga: King Long, Pionir Bus Tiongkok Di Jazirah Arab
Baca juga: India (Akhirnya) Bisa Bikin Bus ‘AKAP’ Tenaga Listrik Pertama
Peranti pendukung keamanan berkendara bus di dunia saat ini setara dengan mobil penumpang