OTODRIVER - Kelayakan kinerja mesin pada sebuah kendaraan saat ini tengah dinilai melalui uji emisi. Banyak yang menyebut, harus memperhatikan kondisi oli dimana akan membantu kendaraan lulus cek uji emisi gas buang.
Namun, apakah rutin mengganti oli menjamin mobil lulus uji emisi? Brand and Product Manager Castrol Indonesia, Ekza Novtiano menilai sering ganti oli memang baik untuk kinerja mesin, tapi belum tentu menghasilkan gas buang yang baik.
"Iya memang bagus untuk mesin, tapi tentunya belum menjamin mobil bisa lolos tilang uji emisi," ujar Ekza di Jakarta, Kamis (7/9).
Menurutnya, hasil gas yang dihasilkan tergantung dari kualitas pembakaran mesin itu. "Oli itu hanya melapisi mesin yang mempelancar kinerja dan mencegah keausan," papar Ekza.
Sementara itu, penggunaan bahan bakar yang tepat, juga dapat mengoptimalkan pembakaran di mesin, sehingga emisi gas buang bisa diminimalisir. Ditambah, di dalam sebuah mobil sendiri pada bagian knalpot terdapat teknologi Catalytic Converter yang berfungsi mengubah gas buang yang dihasilkan oleh mesin menjadi lebih ramah lingkungan dengan cara mengurangi kadar emisi.
Tapi, ada beberapa pengguna mobil modifikasi memilih melepas catalytic converter mobil guna mendongkrak performa mesin.
"Dengan melepas catalytic converter, tentu gas buang tidak akan tersaring. Karena selain menyaring, catalytic converter punya sensor yang membaca ke ECU, sehingga gas buang tidak akan terkontrol dengan baik," ujar Head Mechanic Auto 2000, Sumarmin ketika dihubungi oleh OtoDriver, Rabu (6/9). (GIN)