OTODRIVER - Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) yang diubah menjadi energi gerak dalam kendaraan hanya sekitar 13-15 persen saja. Sisanya, jadi energi panas.
Sedangkan, pada energi listrik, proses untuk menjadi energi gerak, lebih efisien hingga mencapai sekitar 80 persen. Hal ini sendiri tidak lepas dari hukum kekekalan energi.
"Kenapa listrik lebih hemat? Ada hukum kekekalan energi. Energi tidak bisa diciptakan atau tidak bisa dimusnahkan, tapi bisa diubah menjadi bentuk energi lain dalam ekosistem tertutup," Darmawan Prasodjo saat rapat bersama Komisi VI DPR RI Jakarta, Rabu (12/7) yang disiarkan melalui Youtube.
Ia pun menambahkan, mobil ICE (Internal Combustion Engine), itu ada piston naik. Ada spray bahan bakar, kemudian dibakar dan bergerak, lantas turun lagi. Naik lagi, di-spray lagi, seperti itu terus. Maka efisiensi dari BBM jadi energi kinetik hanya 13-15 persen.
"Jika kita mencontohkan, kipas angin dari energi listrik jadi energi kinetiknya lebih dari 80%, hampir tidak ada panas. Itu buktinya kenapa kipas angin tidak disediakan knalpot, karena energinya diubah jadi energi kinetik," ujar Darmawan.
Darmawan juga menyinggung soal biaya mobil listrik, Ia memperkirakan satu liter bensin di mana mobil dapat menempuh sekitar 10 kilometer setara dengan 1,5 kWh listrik.
"Jika perhitungan sekarang, 1 kWh listrik dibanderol sekitar Rp 1.600, atau Rp 2.500 untuk 1 kWh. Jika dibandingan dengan Pertalite Rp 10.000 per liter, sementara Pertamax Rp 12.400 per liter, jauh lebih murah," ujar Darmawan. (GIN)