Mitsubishi mengumumkan strategi jangka menengahnya yang disebut "Challenge 2025". Tak hanya itu pihak Tiga Berlian pun menyertakan teaser foto 16 model yang akan diluncurkan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Line up modelnya pun terhitung lengkap mulai dari mobil bermesin konvensional (ICE), hybrid, hingga full elektrik. Model-model ini mencakup segmen kei car, supermini, SUV dua baris, SUV tiga baris, pikap, dan minivan.
Guna mewujudkannya, Mitsubishi akan meningkatkan investasi R&D dan memperkuat kolaborasinya dengan dua anggota Aliansi lainnya (Renault dan Nissan).
Seperti dilansir carscoops, Ke-16 model yang akan datang ini termasuk 9 model elektrifikasi, di mana 4 di antaranya akan sepenuhnya listrik.
Dari barisan mobil hybrid, nampak supermini Mitsubishi Colt, yang merupakan versi rebadge dari Renault Clio. Tanda lampu LED menunjukkan bahwa Colt akan didasarkan pada Clio facelift yang akan segera hadir, dengan perubahan gaya terbatas pada gril yang didesain ulang dan lencana Mitsubishi. Strategi yang sama telah diterapkan pada Mitsubishi ASX yang diluncurkan tahun lalu sebagai rebadged Renault Captur.
Selain itu tulang punggung Mitsubishi khususnya di kawasan Asia Tenggara, Xpander akan mendapatkan versi hybrid pada tahun 2024. Kemudian, menjelang tahun 2025, SUV dua baris hybrid baru akan muncul, kemungkinan sebagai pengganti Eclipse Cross.
Baca juga :Mitsubishi Xpander Hybrid Hadir November ini?
Sedangkan untuk Battery Electric Vehicles (BEV), Mitsubishi bakal menyodorkan empat model termasuk pikap elektrik sepenuhnya. Dua model disebutkan akan mengambil sumber dari anggota Aliansi, di mana akan ada model rebadge dari model ini dari Renault ataupun Nissan.
Terakhir, sebuah BEV mungil akan bersaing dengan pasukan mobil kei nol emisi yang akan datang di Jepang, melanjutkan warisan Mitsubishi yang telah menjadi pionir dalam elektrifikasi segmen ini.
Untuk mendukung debut yang akan datang, perusahaan mengumumkan peningkatan 30% dalam biaya R&D dan investasi modal.
Mulai tahun 2026, 70% investasi akan digunakan untuk elektrifikasi, IT dan bisnis baru. Pada tahun 2030, Mitsubishi akan menginvestasikan ¥210 miliar ($1,5 miliar) untuk baterai senilai 15 GWh.
Mitsubishi menargetkan volume penjualan 1,1 juta unit dan laba operasi 220 miliar yen dengan margin laba 7%. Pendorong utama pertumbuhan ini adalah pasar ASEAN dan Oseania, di mana perusahaan akan memusatkan upayanya.
Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika akan mendapatkan lebih banyak produk ASEAN. Adapun Jepang, Amerika Utara, Eropa, dan China, wilayah tersebut sebagian besar akan bergantung pada Aliansi untuk pindah ke "teknologi canggih".
Pada skala global, 50% dari penjualan Mitsubishi akan menjadi model listrik pada tahun 2030, dan 100% pada tahun 2035. Dengan demikian, pada tahun yang sama, emisi CO2 kendaraan akan berkurang sebesar 40%, dan emisi operasional sebesar 50% membantu pembuat mobil bergerak lebih dekat ke masa depan yang netral karbon.