OTODRIVER - Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan kendaraan listrik telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia. Kemunculan kendaraan listrik sendiri mempunyai dampak besar pada industri otomotif.
Di Indonesia, pemerintah telah mendorong penciptaan ekosistem kendaraan listrik melalui penciptaan pasar dengan memberikan insentif kendaraan listrik. Salah satu hal perlu diperhatikan adalah pasar mobil listrik bekas ini, agar mobil listrik berkembang di Indonesia sehingga masyarakat bisa memikirkan kembali harga jualnya sebelum memboyong sebuah kendaraan.
Namun, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengakui saat ini belum terbentuk pasar kendaraan listrik bekas. "Soal second hand market dalam pasar mobil listrik bekas, masih belum ada. Jadi kita nggak tahu. EV ini bagus menurut saya dan juga penting, tapi ekosistemnya itu betul-betul harus kita matangkan,” kata Eddy di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurutnya untuk meciptakan sebuah industri berkelanjutan mobil listrik ketersediaan SPKLU, layanan servis dan aftersales mobil listrik harus ada. "Jangan sampai kita misalnya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, terus isi baterai di SPKLU (ternyata) nunggunya (sampai) dua jam,” ujar Eddy.
Jumlah SPKLU di Indonesia saat ini sudah mencapai 854 unit, tersebar di 577 lokasi. Namun jumlah itu tak sepadan dengan jumlah mobil listrik yang beredar di Indonesia.
Kendaraan listrik sendiri masih dianggap sebagai moda transportasi baru, meskipun sudah ada yang menjual mobil bekasnya, tapi masih belum banyak tersedia. Untuk harganya, mobil bekas ini lebih tinggi depresiasinya dibandingkan versi konvensional.
"Kendaraan konvensional depresiasinya adalah 25 persen di tahun pertama. Tetapi pada mobil listrik mencapai 35 persen meski usianya masih muda. Mobil listrik juga masih memilik kekhawatiran karena stasiun pengisian ulang yang belum sebanyak seperti SPBU," ujar Head Fleet and Auction JBA Indonesia, Willy Willim di Kota Tanggerang, Selasa (29/11).
Ditambah para pemain kendaraan bekas masih takut akan baterai kendaraan yang merupakan komponen termahal di mobil listrik. "Harga baterai itu sekitar setengah dari mobil ya dan garansinya cuma delapan tahun. Sehingga orang harus mengukur usia kendaraan dari sana," ungkap Willy.
Dari sisi produsen mobil listrik yaitu Wuling menanggapi soal masih turunnya harga mobil listrik bekas ini. Menurutnya pasar kendaran mobil listrik bekas akan meningkat dan banyak peminat. "Yang jelas,pasar mobil listrik secara keseluruhan akan menigkat, terlihat dari tren tahun 2022 maupun 2023 yang menunjukkan peningkatan lebih dari dua kali," ujar Brand & Marketing Director Wuling Motors, Dian Asmahani saat dihubungi OtoDriver, beberapa waktu silam.
Ia juga menambahkan, banyak faktor yang mempengaruhi mobil listri bekas saat ini seperti kondisi kendaraan, tahun produksi, dan permintaan pasar.
"Sebenarnya harga Air EV bekas tidak turun jauh, jika dilihat bahkan mobil listrik menunjukkan tren penurunan nilai yang lebih lambat. Hal ini sebagian disebabkan oleh permintaan yang meningkat untuk kendaraan yang ramah lingkungan," ujar Dian. (GIN)