OTODRIVER - Indonesia sedang mengembangkan industri kendaraan listrik (EV) dari hulu hingga hilir. Namun, ada satu masalah yang mengganjal, yaitu harga mobil listrik di Indonesia disebut masih mahal, karena belum adanya pabrikan baterai lokal.
"Sekitar 62 persen pemain pasar otomotif di Indonesia berada pada level Rp 300 juta ke bawah. Sementara saat ini kendaraan listrik masih di atasnya, dimana masih masih jauh dari jangkauan konsumen menengah ke bawah, yakni Rp 150 juta sampai Rp 300 juta," ujar Sekertaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara dalam diskusiTantangan dan Peluang Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia yang disiarkan melalui YouTube, Rabu (6/9).
Ia juga mengungkapkan, para pembeli mobil listrik ini adalah konsumen yang sudah memiliki mobil, jadi bukan first buyer. "Perkembangan kendaraan non-ICE di Indonesia masih relatif kecil karena harganya masih relatif tinggi," papar Kukuh.
Namun, ia meyakini harga mobil listrik tersebut bisa turun Indonesia jika berpeluang menjadi pemasok global komponen kendaraan listrik global dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun. Dimana nantinya, berbagai komponen kendaraan listrik sudah bisa dibuat di dalam negeri.
"Indonesia masih tergantung dengan impor material jenis baja, bahan baku baterai dan lainnya. Ekosistem ini yang perlu dikembangkan lebih dulu untuk menjaga peluang kita menjadi rantai pasok global kendaraan listrik,” kata Kukuh.
Saat ini pemerintah sendiri juga sudah menerbitkan berbagai regulasi demi mendorong percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. (GIN)
#mobil-listrik #kendaraan-listrik #harga-mobil-listrik #indonesia