Akhir tahun silam, Otodriver mengelar program tahunan Holiday In Style (HIS) yang ke 8 kalinya. Sebelas mobil paling gres diberangkatkan ke berbagai destinasi di pulau Jawa hingga Bali.
Gelaran yang memakan waktu dua minggu dengan total jarak total lebih dari 10 ribu kilometer ini menimbulkan kesan dan pengalaman bagi semua pesertanya.
Untuk tahun ini jenis mobil cukup lengkap dengan melibatkan berbagai teknologi. Mulai dari mobil EV, Plug-in Hybrid hingga mild hybrid. Selain itu tentu tersedia juga mesin konvensional bensin maupun diesel.
Karena jumlah cukup banyak, perjalanan dibagi menjadi tiga tim dan artikel dipecah menjadi tiga serial. Kami mulai dari tim Otodriver I.
Fitra Eri , BMW iX xDrive40
Battery Electric Vehicle
Tujuan : Bandung dan Jabodetabek
Konsumsi Energi : 5,3 km/kWh
Sumber Energi: Listrik
Jarak Tempuh (KM) : 963,5 km
Biaya Tol (PP) : Rp. 500.000
BMW iX xDrive40 jatuh sebagai pilihan Fitra Eri. Mobil full elektrik ini dipilih salah satunya karena Fitra ingin merasakan sensasi sebuah pure EV jika digunakan untuk liburan.
Pemimpin redaksi yang juga reviewer Otodriver inj memberi kesimpulan bahwa BMW iX sebagai salah satu mobil listrik terbaik yang ada di Indonesia. Menurutnya, iX termasuk futuristis, nyaman, fleksibel ke sejumlah medan, performanya baik serta memiliki jarak tempuh lumayan panjang.
Andaikan fasilitas fast charging sudah semakin banyak lagi di Indonesia, iX bisa menjadi mobil yang dapat melakukan segalanya, baik untuk kebutuhan sendiri maupun perjalanan keluarga.
Hal yang disukai:
1. Desain eksterior dan interior futuristis membuat perjalanan serasa di masa depan
2. Performa spontan dengan output 326 PS/630 Nm. mobil ini bisa melaju 0-100 km/jam dalam 5 detikan. Torsi raksasa didapat sejak putaran terendah membuat mobil ini sangat effortless saat dikendarai.
3. Fitur sangat berlimpah. Hampir semua fitur modern BMW dimasukkan ke mobil ini. Termasuk sistem Autonomous Level 2, atap panoramik dengan teknologi electrochromatic, pemakaian kristal di sejumlah tombol, dual curved display, iDrive generasi kedelapan, sistem audio Harman/Kardon dan banyak lainnya.
3. Rasa berkendara mobil ini nyaman dengan kursi dan suspensi empuk, namun di sisi lain pengendaliannya juga luar biasa cekatan khas BMW.
4. Penyaluran tenaga listrik di BMW iX sangat halus, begitu juga dengan regenerative braking-nya. Bahkan regenerative braking mobil ini juga memiliki mode adaptive yang melakukan pengereman sesuai jarak ke mobil depan. Untuk pengendaraan di kondisi stop and go BMW iX juga dilengkapi kemampuan mode berkendara one pedal, alias bisa melakukan regenerative braking sampai berhenti tanpa perlu menginjak pedal rem.
Hal yang tidak disuka:
1. Sistem iDrive generasi kedelapan cukup rumit dan membingungkan di awal. Butuh waktu adaptasi sebelum kita bisa memaksimalkan sistem tersebut.
2. Sistem pengisian daya listrik DC fast charging belum terlalu merata di Indonesia sehingga masih agak repot jika hendak keluar kota jarak jauh.
3. Tidak ada bagasi depan, padahal biasanya bagasi depan ini merupakan fitur menarik yang ada di mobil listrik.
Suryo Sudjatmiko, Mercedes-Benz C300 AMG line EQ Boost
Mild hybrid
Tujuan: Yogyakarta dan sekitarnya
Konsumsi BBM: 7.11 liter/100km (14,06km/liter)
Sumber Energi: Mesin bensin 2.0 L turbo with mild hybrid
Jarak Tempuh (KM): 1.284 km
Biaya Tol (PP): Rp. 907.000
Mercedes-Benz C300 AMG Line EQ Boost, didapuk jadi pilihan Suryo Sudjatmiko. Penanggung jawab web Otodriver ini ingin kembali merasakan sensasi naik sedan dan sekaligus merasakan teknologi elektrifikasi walau sebatas mild hybrid.
Pria asal Yogyakarta ini memberi kesimpulan bahwa C300 sanggup memenuhi kerinduannya dalam mengendarai sedan terutama dalam jarak jauh. Menurutnya C300 merupakan salah satu compact executive sedan terbaik yang ada. Posisi duduk yang rendah masih menggambarkan ciri khas sedan yang terasa sporty namun elegan.
Hanya saja suspensi cukup rendah justru jadi boomerang ketika kontur jalan membentuk kurva cukup tinggi. Namun di atas aspal rata dan mulus, acungan jempol boleh diberikan padanya. Suspensi cukup baik dan memberikan pengendalian lebih tajam dan presisi.
Hal yang disuka:
1. Desain interior futuristis, layar sentuh besar, mudah dipahami serta mudah diakses.
2. Mesin 4 silinder 2.0 liter 258PS/400 Nm dikawinkan transmisi 9 percepatan cukup sigap membawa pengerak roda belakang ini melesat di atas jalanan.
3. Tombol-tombol yang dioperasikan dengan cara mengusap seperti pada pengaturan bangku ataupun sunroof memberikan kesan baru dan futuristis.
Hal yang tidak disuka:
1. Tidak hadirnya fitur adaptive cruise control mengurangi keasyikan berkendara. Mobil dengan harga kurang lebih Rp1.3 milyar ini seharusnya punya fitur ini.
2. Aksen carbon pada dasbor punya kualitas bagus, namun sayang hanya carbon look. Alangkah baiknya jika memang bagian ini menggunakan yang asli.
3. Kurang luwes untuk menjelajah berbagai medan. Posisi suspensi rendah menjadi mudah nyangkut. Bahkan untuk menghadapi polisi tidur yang agak tinggi harus sangat hati-hati.
Awie Ananta, Suzuki Ertiga Hybrid
Mild hybrid
Tujuan: Semarang dan sekitarnya
Konsumsi BBM: 17,7km/liter
Sumber Energi: Mesin bensin 1.5 liter
Jarak Tempuh (KM): 900 km
Biaya Tol (PP): Rp. 800.000
Suzuki Ertiga Hybrid jatuh jadi pilihan Awie Ananta. Visual Implementary Coordinator ini mobil hybrid sudah beberapa kali ia coba dan pria asal Semarang ini justru menjatuhkan pilihan pada mild hybrid paling terjangkau di Indonesia.
Awie menyimpulkan bahwa mobil piihannya ini sudah menyuguhkan banyak fitur yang membuatnya jadi mobil yang worth to buy di kelas LMPV.
Hal yang disuka:
1. Instrument cluster sporty dan mudah disimak
2. Auto Head lamp
3. Front dan rear defoger
Hal yang tidak disuka:
1. Meskipun sudah menggunakan teknologi proyektor pada lampu utamanya, namun sinar masih kuning. Alangkah baiknya jika menggunakan LED
2. Tidak ada arm rest, sehingga mengurangi kenyamanan berkendara saat berkendara jarak jauh.
3. Mild hybrid nampaknya kurang mumpuni bahkan konsumsi kalah dengan Hyundai Stargazer yang notabene ICE murni.
Hieronimus Girindra, Toyota Fortuner 2.8 GR Sport Tetradrive
Commonrail Turbo Diesel
Tujuan: Dieng-Magelang -Jogja-Klaten
Konsumsi BBM: 11km/liter
Sumber Energi: Mesin diesel 2.8 liter
Jarak Tempuh (KM): 1.568 km
Biaya Tol (PP): Rp. 911.000
Pilihan Hieronimus Girindra atau yang dikenal sebagai Manut ini pilih kasta tertinggi dari Toyota Fortuner yakni Fortuner 2.8 GR Sport Tetradrive.
SUV sasis tangga dengan penggerak four wheel drive ini cukup percaya diri dibawanya ke daerah penggunungan seperti Dieng dan pemimpin redaksi Otorider ini menyempatkan diri melewati tol Kayangan yang berpemandangan indah namun punya tanjakan ekstrem.
Hal yang disuka:
1. Tenaga dan torsi, punya opsi driving mode. Dengan demikian bisa memberikan sensasi berkendara sesuai yang diinginkan
2. Sistem Tetradive membuat percaya diri untuk bertemu dengan lintasan licin ataupun tanjakan tinggi.
3. Walau mengadopsi girboks matik, namun ternyata mobil ini punya engine brake yang cukup baik yang membantu saat turunan curam
Hal yang tidak disuka:
1. Meskipun sudah mengunakan power steering namun untuk menggerakkan lingkar kemudi masih terasa berat.
2. Bantingan suspensi terasa keras. Hal ini mungkin untuk mereduksi limbung yang biasanya hadir pada mobil dengan postur tinggi.
3. Tidak ada USB port. Hanya tersedia soket output 12 volt.