Salah satu negara Asia Tenggara yang sudah mampu memproduksi mobil listrik adalah Vietnam dengan Vinfast yang sudah merilis lima model kendaraan listrik baru di ajang pameran teknologi CES 2022 di Las Vegas, Amerika Serikat.
Namun, bisakah Indonesia mengikuti jejak Vietnam dalam industri kendaraan listrik?. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan ada tiga isu utama yang harus dikuasai Indonesia agar mampu bersaing.
"Persoalan utama kendaraan listrik adalah baterai dan dinamo. Fokus baterai jelas pada kekuatan jarak tempuh, durasi pengisian daya, bobot, dan keamanan. Siapa yang bisa menciptakan baterai tipis, kuat untuk jarak jauh, pengisian daya cepat, dan aman meski terendam air, maka dia yang pegang peranan," kata Moeldoko pada ajang IIMS 2023, Jumat (24/2).
Untuk Indonesia sendiri, semua komponen yang dibutuhkan mobil listrik ada di dalam negeri, sehingga Indonesia berpeluang besar memiliki ekosistem industri kendaraan masa depan itu.
"Nikel kita punya, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki. Semua komponen yang dibutuhkan mobil listrik itu ada di Indonesia,” kata Presiden Jokowi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2).
Lebih lanjut, faktor yang kedua dalam industri kendaraan listrik yaitu menciptakan harga yang bersaing. Kemampuan untuk berkompetisi dari sisi harga amat bergantung pada mekanisme impor komponen terutama baterai.
"Sepanjang masih impor baterai, maka harga kita sangat tergantung dari produsen dan mata uang. Ini jelas mempengaruhi harga produksi. Oleh karena itu Indonesia harus bisa memproduksi komponen penting EV sendiri," papar Moeldoko.
Ia juga menambahkan, faktor selanjutnya adalah populasi pengguna alias pasar yang sangat besar. Di negara-negara lain mereka menyiapkan diri untuk membangun ekosistem kendaraan listrik.