Mobil listrik mempunyai spesifikasi yang berbeda dengan mobil konvensional, di mana bobot kendaraan listrik lebih berat dari mobil yang menggunakan BBM. Dengan begitu ban yang menjadi salah satu penggerak mobil, juga harus mengikuti perkembangan mobil listrik.
CEO Kordsa, produsen yang menghasilkan penguat ban Ibrahim Ozgur Yildirim mengatakan, dengan perkembangan zaman elektrifikasi pada kendaraan, ban harus menyesuaikan dengan bobot yang dibawa tapi juga harus tetap nyaman.
"Untuk kendaraan listrik, ada baterai sehingga ada beban ekstra. Untuk kenaikan berat tersebut, dibutuhkan ban yang punya kekuatan tinggi, tapi juga soft lembut," kata Ibrahim saat peresmian APAC Technical Center di Bogor, Rabu (7/6).
Kordsa sendiri telah meresmikan pusat teknik penelitian bahan ban dan kendaraan penumpang yang dioperasikan PT Indo Kordsa. Tujuan pusat teknik tersebut adalah menghasilkan berbagai produk baru maupun prototipe.
“APAC Technical Center akan mengarah kepada pengembangan ban kendaraan listrik. Apalagi, di Indonesia sumber alam dan produksi nikel sejalan dengan pengembangan produk kami,” ujar Omur Mentes, Chief Operating Officer Kordsa wilayah Asia Pasifik, saat peresmian APAC Technical.
Sementara itu, Yoonsoo Shin, Managing Director PT Hankook Tire Sales Indonesia menjelaskan bahwa ban khusus mobil listrik berbeda dari mobil konvensional. Penggunaan ban yang tidak tepat dapat membuat kerja mobil jadi lebih berat dan tentunya mengurangi masa hidup baterai.
“Untuk bisa lebih menikmati sensasi berkendara dan bisa mendapatkan value-nya gunakan EV tires. Karena ban mobil listrik juga secara spesifik didesain untuk meningkatkan keselamatan berkendara,” kata Yoonsoo di konferensi pers beberapa waktu lalu.
Tetapi, dengan keistimewan ban mobil listrik tersebut harganya lebih mahal 20 persen dari ban biasa. Namun tentunya lebih tahan lama serta mengurangi noise dan menguntungkan untuk pengguna kendaraan listrik.