Sikap Toyota pada kendaraan listrik sangat kontras dengan banyak pemain besar lainnya di industri otomotif ini. Meskipun Toyota memiliki EV modern dalam bentuk bZ4X, namun masih kalah jauh dengan produk lainya.
CEO Toyota Research Institute Gill Pratt, memperingatkan bahwa transisi tiba-tiba ke mobil listrik dengan mengorbankan mesin bahan bakar bensin dapat merusak ekonomi Jepang, dan penting untuk memberi pilihan bagi pelanggan di berbagai wilayah dengan kendaraan listrik atau kendaraan bertenaga konvensional.
"Masa depan mobil tidak akan dimulai dan diakhiri dengan EV, hal menunjukkan bahwa terlalu banyak orang telah menyerah dan hanya medorong percepatan kendaraan listrik saja," ujar Pratt dilansir dari Carbuzz
Pratt percaya bahwa krisis iklim adalah ancaman serius, tetapi perpindahan tiba-tiba ke hanya EV juga bukan yang terbaik untuk planet ini. "Baterai lithium ion bukannya tanpa konsekuensi. Mereka dibuat menggunakan bahan tambang yang langka, sebaliknya mesin dibuat menggunakan bahan yang lebih umum," kata Pratt.
Carbuzz
Ia juga mengakui bahwa kendaraan tanpa emisi itu penting, tapi kendaraan listrik bukan jawaban yang tepat untuk dunia saat ini. Menurutnya emisi knalpot nol tidak sama dengan nol emisi keseluruhan mengingat infrastruktur baru dan ketersediaan bahan baku.
Pratt mengatakan bahwa wilayah seperti Norwegia dan bagian lain Eropa memiliki energi hijau dan infrastruktur pengisian daya yang cukup untuk mendukung EV, tetapi ini tidak terjadi di tempat lain. "Keragaman pilihan sebagai kekuatan, bukan kelemahan. CO2 adalah musuh, bukan jenis sistem kerja dalam mobil tertentu." ungkap Pratt.