Penerapan standar emisi Euro4 akan memberikan dampak positif bagi Indonesia, yaitu dapat menurunkan pencemaran udara akibat emisi gas buang. Selain itu, akan meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia di kancah global, sebab Indonesia bisa memproduksi kendaraan niaga sesuai kebutuhan standar pasar luar negeri.
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), sudah menggunakan mesin common-rail pada Isuzu Giga sejak tahun 2011. Sedangkan salah satu cara agar mesin kendaraan dapat sesuai dengan standar emisi Euro 4 adalah dengan sistem common-rail. Artinya pengalaman Isuzu Astra pada mesin common-rail sudah lebih dari 10 tahun.
Tentu, hal ini juga mencakup layanan purna jual, mulai dari pengalaman mekanik dalam menangani mesin common-rail, hingga spare part-nya yang sudah tersedia selama 10 tahun.
Salah satu konsumen yang menggunakan Isuzu Giga yang sudah bermesin common-rail adalah Djoko Handoko, dari PT Mitra Karya Makmur, seperti yang kami jumpai di booth Isuzu di Jakarta Auto Week 2022.
Ia mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur sudah lama menggunakan kendaraan Isuzu. Menurutnya, urusan perawatan dan unit sejauh ini tidak pernah ada masalah, justru menguntungkan bagi perusahaan.
“Tentunya asalkan perawatannya sesuai dengan yang dianjurkan. Kami juga selalu menggunakan solar yang baik untuk armada kami,” jelasnya.
Salah satu kiat yang selalu dilakukan adalah, hanya menggunakan solar industri yang sulfurnya rendah. “Kami membeli solar industri, karena sekalian untuk bahan bakar peralatan lain di proyek,” ujar lelaki berkacamata itu.
Pengemudi truk di perusahaannya, selalu menjalankan prosedur rutin, seperti, selalu mengisi bahan bakar ketika isi di tangki sudah setengah, harus diisi penuh, kemudian setiap pagi, selalu membuang endapaan di filter (yang terbuat dari kaca) di kendaraannya. “Jadi dipastikan tak ada endapan di komponen itu,” jelas Djoko.
Jikalau pada saat proyek yang melintasi jarak jauh, ketika solar industri tak dibawa, maka pengemudinya mengisi bahan bakar Dexlite. “Nanti direimburse ke perusahaan,” ungkapnya.
Kami melakukan hal tersebut, karena armada kami (200 unit) miliki sendiri, sebagai penunjang kegiatan proyek perusahaan yang sedang dijalankan.