Kendaraan listrik yang tidak mengunakan mesin Internal Combustion Engine (ICE) seringkali menghasilkan lebih sedikit suara pada kecepatan rendah dibandingkan kendaraan dengan mesin berbahan bakar bensin. Hal ini menjadi pertimbangan agar kendaraan listrik agar memiliki suara saat melaju di jalan raya.
Dilansir dari US News, aturan yang diamanatkan oleh Kongres dan ditetapkan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat (NHTSA), produsen mobil harus menambahkan suara ke kendaraan hibrida dan listrik ketika melaju dengan kecepatan hingga 18,6 mil per jam (30 km per jam) sehingga keberadaannya disadari pejalan kaki, pengendara sepeda, dan tunanetra.
Diketahui, NHTSA sudah mengusulkan proposal agar produsen mobil listrik memasang berbagai jenis suara peringatan pejalan kaki pada 2019 lalu, yang dapat dipilih oleh pengemudi. Tapi proposal itu tidak diadopsi dengan alasan kurang data pendukung.
NHTSA menyebutkan bahwa sebagian besar masukan dari organisasi advokasi untuk kelompok tunanetra lebih memilih suara peringatan pejalan kaki dapat diseragamkan pada setiap mobil listrik.
Badan tersebut memperkirakan kecelakaan kendaraan listrik yang melibatkan pejalan kaki 19 persen lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan bertenaga bensin. Tahun lalu, jumlah pejalan kaki yang tewas melonjak 13 persen menjadi 7.342, menjadikannya jumlah tertinggi sejak 1981. Jumlah pengendara sepeda yang tewas naik 5 persen menjadi 985, jumlah tertinggi setidaknya sejak 1975.