Mobil elektrik dipastikan akan menjadi masa depan otomotif dunia. Saat ini hampir semua pabrikan mobil terkemuka berlomba untuk berhijrah untuk menghadirkan mobil listrik.
Hanya saja, jika Anda menggira bahwa mobil listrik merupakan sesuatu yang baru, Anda telah melakukan kekeliruan.
Pada kenyataannya mobil listrik justru pernah populer pada abad 19 dan konsep pertamanya muncul hanya selang dua tahun setelah Perang Diponegoro di Pulau Jawa, tepatnya pada 1832.
Mohon jangan dibayangkan bahwa wujudnya akan futuristik layaknya mobil listrik saat ini. Saat itu wujudnya cukup sederhana layaknya kereta kuda.
Pionir mobil listrik pertama diciptakan oleh Robert Anderson asal Skotlandia. Kendaraan ini diciptakan sebagai kereta pengangkut batu bara dalam penambangan tertutup. Tipisnya kadar oksigen di tempat itu tidak memungkinkan mesin bakar bekerja secara optimal, atau malah tidak bisa bekerja sama sekali karena minimnya oksigen.
Jauh di seberang Skotlandia, Thomas Davenport, seorang Amerika yang berasal dari Vermont memperkenalkan konsep kendaraan listrik pertama yang yang dilengkapi dengan dua elektromagnet, poros dan baterai pada tahun 1834. Dan wujud mobil ini pun lebih seperti lokomotif.
Kemudian, di penghujung abad 19, kendaraan bertenaga listrik semakin bersinar eksistensinya. Bahkan pada awal abad 20, cukup populer di Amerika Serikat yang ditengarai naiknya populasi mobil jenis ini secara signifikan.
Berdasarkan sensus pada tahun 1900 dari 4.192 kendaraaan yang dibuat di Amerika 1.575 unit di antaranya adalah mobil listrik. Sisanya merupakan perpaduan komposisi antara kendaraan tenaga uap dan bermesin kombusi.
Hingga tiba suatu masa di mana Henry Ford berhasil menghadirkan mobil bensin yang harga sangat menarik yakni Ford Model T pada 1908. Produk yang dijuluki Tin Lizzy ini direspons cukup baik walau harus dihadapkan dengan bensin pada saat awal produksinya.
Di sisi lain, eksplorasi minyak bumi pun kian gencar terjadi di mana-mana. Kegiatan eksplorasi ini pun diikuti pula dengan distribusi produk minyak bumi baik berupa minyak bakar hingga bensin yang kemudian didistribusikan secara besar-besaran.
Pada titik ini mobil dengan mesin bakar dianggap lebih praktis dalam pengoperasian dan pengisian daya (bahan bakar). Mobil listrik jaman itu pengisian dayanya digambarkan cukup rumit, memakan waktu lama dan memiliki jarak tempuh lebih terbatas.
Faktor lain yang semakin memperberat pertumbuhan mobil listrik adalah harganya yang lebih tinggi. Sebagai gambaran, sebuah Ford Model T pada tahun 1912 dibanderol $650, sedangkan untuk memiliki roadster listrik konsumen saat itu harus rela merogoh kocek $ 1.750.
Dengan harga bensin yang semakin murah, harga mobil bermesin bakar yang semakin terjangkau, maka malapetaka pun kepunahan pun bercokol pada mobil listrik. Tak butuh lama pada tahun 1935 seluruh mobil bertenaga listrik hilang dari pasaran, khususnya pasar Amerika.
Jadi mobil listrik merupakan konsep kuno yang kemudian bersinar kembali, dikarenakan isu lingkungan dan juga ditemukannya teknologi baru.