Sumber kelistrikan pada kendaraan, memang ada pada alternator, yang kemudian disimpan pada baterai atau yang biasa disebut aki. Pada aki cadangan listrik akan disimpan untuk digunakan sebagai sumber daya motor starter saat menghidupkan mesin.
“Secara umum, fungsi dan perawatannya sama dengan mobil penumpang,” jelas Muksin dari FAST Pancoran. Menurutnya, perbedaan hanya pada penggunaan dua aki yang pada mobil penumpang tidak dilakukan.
“Dua buah aki dihubungkan seri, agar voltase yang dihasilkan dua kali dari akinya. Jadi, kalau aki kan 12 volt, seteah dihubungkan secara seri akan menjadi 24 Volt, sesuai dengan sistem kelistrikan pada truk,” lanjutnya.
Apa sih hubungan seri? Yaitu ketika dua baterai dihubungkan, dengan kutub positif pada satu baterai dihubungkan dengan negatif baterai lainnya, maka pada kutub yang tersisa di masing-masing baterai dihubungkan, akan menghasilkan voltase yang meningkat sesuai jumlah masing-masing, misalkan aki 12 volt menjadi 24 volt, aki 6 volt menjadi 12 volt.
“Sedangkan kalau dihubungkan paralel, voltasenya tetap ampere yang meningkat,” kata Muksin. Tetapi, jika menginginkan ampere yang besar, ada berbagai pilihan aki dengan tingkatan ampere yang berbeda. “Tak perlu dihubungkan paralel, tinggal membeli aki dengan ampere yang besar saja,” katanya.
Nah, kalau gejala akinya mulai turun performanya seperti apa? Menurut Muksin, hampir tak ada beda dengan aki pada umumnya. “Kalau aki model basah, biasanya kalau airnya kurang, performa akan menurun, sama saja dengan mobil penumpang. Saat start mesin di pagi hari jadi berat,” tukasnya.
Tetapi ada yang berbeda ketika aki yang dihubungkan seri, ada kemungkinan tingkat pengurangan air akinya berbeda pada masing-masing aki. “Meski seharusnya penurunan air aki masing-masing sama, kalau ada perbedaan, yang lebih banyak pengurangannya itulah aki yang mulai bermasalah,” tegasnya. Walau biasanya belum ada gejala start mesin menjadi berat. Itu tentunya perbedaan dibandingkan mobil ‘biasa’ yang hanya menggunakan satu aki.