Mazda merupakan salah satu merek yang tergolong tertinggal dalam mengembangkan mobil listrik. Tetapi yang mengejutkan, pabrikan asal jepang tersebut justru akan menghentikan produksi mesin pembakaran konvensional.
Seperti dilandsir dari Motor1.com , belum lama ini Mazda meluncurkan mesin terbarunya dengan konfigurasi inline-six. Mesin tersebut hadir dengan dua tipe, yakni kapasitas 3.000 cc untuk bahan bakar bensin dan 3.300cc untuk mesin diesel.
Namun, peluncuran mesin terbaru dari Mazda ini dikabarkan bakal jadi mesin ICE terakhir mereka. Pabrikan asal Jepang tersebut bakal fokus terhadap mesin kendaraan yang ramah lingkungan, salah satunya akan beralih ke tenaga listrik.
"Ini sepertinya akan menjadi generasi terakhir dari mesin pembakaran internal, jadi kami menyiapkan diri target terberat yang bisa kami harapkan dan kemudian menyesuaikannya menggunakan solusi setelah perawatan," kata Joachim Kunz, anggota senior di divisi pengembangan teknis Mazda R&D Center Eropa.
Sejumlah produsen otomotif mengaku standar emisi terbaru ini membuat harga mobil yang masih mengusung mesin ICE menjadi lebih mahal. Hal ini disebabkan pabrikan harus mengimbangi biaya produksi yang meningkat karena harus membuat mesin yang lebih ramah lingkungan.
Karena memiliki mesin yang ramah lingkungan, hal ini bisa berpengaruh terhadap tenaga yang dihasilkan. Namun dengan kapasitas mesin besar, Mazda optimis masih bisa memberikan power yang cukup dan tetap memenuhi standar emisi Euro 7.
Sayangnya untuk tipe mesin bensin 3.000 cc masih belum diketahui soal tenaganya. Namun untuk mesin diesel diprediksi akan mengusung Skyactiv-D yang dapat menghasilkan tenaga 228 hp dan torsi 500 Nm. Sementara untuk e-Skyactiv-D mengusung teknologi mild-hybrid yang mampu menghasilkan tenaga 251 hp serta torsi puncak 550 Nm.