Hampir semua harga komoditas naik di Inggris imbas pandemi COVID-19 dan terkini perang Rusia-Ukraina. Pemerintah pun juga menaikkan harga dasar energi dan tagihan listrik warga Inggris otomatis membengkak.
Harga pengisian kendaraan listrik di pengisi daya umum sendiri telah meningkat sebesar 42 persen di Inggris. Sekarang jika ingin ngecas mobil listrik harus membayar Rp 474 ribu untuk mengisi daya baterai rata-rata 64 kWh hingga kapasitas 80 persen, menurut Royal Automobile Club (RAC) seperti dikutip dari carscoops, Selasa (27/9).
Baca Juga: Simak Bocoran Peugeot E-308 Yang Punya Daya Jelajah 400 Km
Rata-rata, pengemudi yang secara eksklusif menggunakan pengisi daya umum cepat atau yang lebih mahal lagi membayar rata-rata 18 Poundsterling (US$0,19) atau Rp 2.888 per mil.
Inggris memilih untuk menaikkan pajak di lokasi pengisian umum pada bulan April untuk membayar pengurangan bahan bakar minyak tanpa timbal. Pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pengisian daya listrik saat ini mencapai 20 persen, meskipun lebih rendah bagi mereka yang mengenakan biaya di rumah.
Baca Juga: Tesla Luncurkan Adaptor Pengisian Daya Listrik, Bisa Digunakan Di mana Saja
Dengan biaya listrik naik rata-rata 140 persen pada tahun lalu dan retribusi PPN sebesar 20 persen untuk pengisian publik, akselerasi kendaraan listrik berada di bawah ancaman. Inggris sebagai negara dari Eropa yang juga memiliki konsern kepada net zero carbon emission atau nol emisi karbon akan berakhir sia-sia.
"Pemerintah ini perlu bertindak untuk membebankan biaya, menaikkan batas atas pungutan umum, menurunkan PPN, dan mendukung operator titik pungutan untuk membangun infrastruktur. Jika tidak, tahun-tahun janji masa depan nol-emisi, udara bersih, dan kemandirian energi akan sia-sia.” ujar pendiri kampanye FairCharge, Quentin Willson.