Diskon PPnBM terbukti manjur sebagai salah satu pilar penyangga kebangkitan industri otomotif di Indonesia pada 2021 silam.
Relaksasi ini pun harus terhenti seiring pergantian tahun 2022. Walau demikian, melihat industri yang kembali menggeliat dan mengalami pemulihan, Pemerintah pun tengah mempertimbangkan kembali untuk melakukan pemberlakuan diskon ini pada 2022. Hanya saja sejauh ini belum diketahui bentuknya akan seperti apakah nanti yang akan dipilih.
Lalu apakah 'ketidakpastian' ini berpengaruh pada penjualan kendaraan di 2022 ini?
Walau bulan Januari belum genap 2 Minggu, namun nyatanya membawa tren penurunan yang cukup signifikan. Salah satunya diungkapkan oleh PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku pemengang brand mobil berlabel 'H' tegak di Indonesia.
"Dampaknya cukup besar, terhitung dari awal bulan Januari hingga tanggal 9 Januari, jumlah pemesanan anjlok signifikan hingga kurang lebih 50%. Hal ini dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan Desember tahun silam," jelas Yusak Billy, Business Inovation and Marketing & Sales Director PT HPM dalam wawancara di Cirebon, Jawa Barat (11/01)
Tentunya hal menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pebisnis otomotif pada umumnya termasuk Honda.
"Kami hargai langkah pemerintah untuk relaksasi PPnBM tahun silam, dan berharap agar segera mendapatkan kepastian untuk tahun ini," ungkapnya.
Menurut Yusak, masyarakat banyak menunda untuk berbelanja mobil saat ini dan menunggu ketok palu dari pemerintah mengenai hal ini.
Relaksasi PPnBM tahun lalu mampu membangkitkan kembali penjualan kendaraan khususnya mobil yang terpuruk dihajar pandemi Covid-19. Tahun silam pasar tanah air mampu menyerap 790 ribu unit mobil. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan 2020 yang hanya mampu menyerap 532 ribuan unit.
Apabila relaksasi PPnBM kembali dilakukan pada 2022 ini, maka diperkirakan industri otomotif Indonesia mampu meraih angka penjualan sebesar 900 ribuan.