Berbeda dengan di Indonesia yang terus menerus menjadi pemimpin penjualan roda empat, Toyota Motor Corp di Negeri Paman Sam harus mengakui keunggulan dari merek tuan rumah General Motors.
Seperti diberitakan Reuters, Toyota disebut-sebut terpukul akibat krisis chip semikonduktor yang membuatnya kesulitan memenuhi permintaan pasar di Amerika Serikat.
Lantas dengan produksi di negaranya sendiri, GM mampu menjual 582.401 kendaraan pada kuartal hingga Juni. Sementara Toyota menjual 531.105 kendaraan, atau turun 22 persen.
Meski begitu tak semuanya mulus, GM juga mengalami kendala yang dialami Toyota, meski tidak mengalami efek yang serupa.
GM mengatakan memiliki hampir 100 ribu kendaraan yang harus menunggu lebih banyak suku cadang, yang memaksanya untuk menawarkan perkiraan laba kuartal kedua yang lemah.
"Volume grosir kendaraan kuartal kedua dipengaruhi oleh kekurangan pasokan semikonduktor yang sedang berlangsung dan gangguan rantai pasokan lainnya sebagian besar pada bulan Juni," kata GM.
Produsen mobil yang bermarkas di Detroit itu mengatakan perusahaan akan mempertahankan prospek laba setahun penuh, karena mengharapkan untuk menjual kendaraan tersebut ke diler sebelum akhir tahun.
Perusahaan mengharapkan laba bersih kuartal kedua sebesar 1,6 miliar hingga 1,9 miliar dolar AS, atau di bawah ekspektasi analis sebesar 2,56 miliar dolar AS, menurut data Refinitiv.
GM menjual lebih dari 7.300 kendaraan listrik pada kuartal tersebut, termasuk truk pickup GMC.