Penghapusan kendaraan bermesin pembakaran mungkin menyelamatkan planet ini, tetapi itu bisa menjadi akhir dari industri mobil kecuali biaya mobil listrik dapat diturunkan, seorang tokoh senior di Stellantis telah memperingatkan.
Berbagai pabrikan otomotif terus berlomba untuk menghadirkan kendaraan listrik baru dengan model yang sangat menarik perhatian. Namun, soal harga kendaraan tersebut tergolong masih tinggi dan jika terus berlanjut bisa menjadi akhir dari industri.
Mahalnya harga mobil listrik dikarenakan produksinya juga membutuhkan biaya yang lebih mahal daripada kendaraan konvensional pada umumnya. Hal tersebut menutup mimpi berbagai pabrikan untuk menurunkan harga EV.
Terbukti banyak pabrikan yang menjual dengan harga tinggi, seperti Ford, Hummer, Rivian dan Tesla telah dipaksa untuk menaikkan harga eceran kendaraan mereka untuk menutupi kenaikan biaya produksi.
"Jika pembuatan mobil tidak dapat menurunkan harga pasar akan runtuh, tapi ini merupakan tantangan besar," laporan dari Chief Manufacturing Officer Stellantis Arnaud Deboeuf, dikutip dari laman Carscoops.
Menyikapi hal tersebut, Stellantis memiliki rencana untuk mengurangi biaya pembuatan kendaraan listrik hingga 40 persen pada tahun 2030.
"Sesuatu yang direncanakan untuk dicapai sebagai dengan membuat beberapa komponen sendiri dan memberi tekanan pemasok eksternal untuk memangkas harga," tambahnya. Pembeli yang dimatikan oleh harga EV yang tinggi saat ini masih dapat memilih alternatif bertenaga pembakaran konvensional, tetapi pilihan itu akan segera hilang di banyak bagian dunia.
Bukan tanpa sebab, misalnya Ini Eropa yang akan mulai melarang penjualan mesin pembakaran listrik pada tahun 2023, dan beberapa negara juga melakukan hal yang serupa.