Ada pendapat yang mengatakan bahwa menggunakan bensin dengan oktan lebih tinggi dapat mengakibatkan panas berlebih pada mesin.
Pandangan di atas sepertinya menjadi pemahaman yang banyak beredar di masyarakat. Lalu apakah benar demikian adanya?
Kita coba mulai dari bahan bakar terlebih dulu. BBM dengan oktan tinggi diciptakan sebagai jawaban untuk perkembangan mesin dan tuntutan jaman.
Untuk menciptakan tenaga yang lebih besar maka kompresi mesin pun dinaikkan. Pada titik tertentu dibutuhkan bahan bakar dengan oktan lebih tinggi yang mampu menahan kompresi mesin dan terbakar tepat waktu. Bensin oktan tinggi lebih sulit terbakar dan mampu menahan kompresi yang lebih tinggi.
Dalam volume mesin sama, kompresi yang lebih tinggi akan menciptakan tenaga lebih besar dibandingkan mesin dengan kompresi rendah.
Atau dalam kasus yang lain, jurus kompresi tinggi ini memungkinkan mesin dengan volume lebih kecil mampu menghasilkan tenaga yang setara dengan mesin berkompresi rendah dengan volume silinder yang lebih besar.
Artinya ini adalah sebuah efisiensi.
Sekarang kita beralih membahas mesin. Secara teori, mesin dengan kompresi yang lebih tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan panas yang lebih tinggi. “Kompresi tinggi memiliki kompensasi punya temperatur yang lebih tinggi, namun dibayar dengan tenaga yang lebih besar,” terang Aleg Purbaya dari Workshop 365 di bilangan Kalimalang, Jakarta Timur. “Sebagai konsekuensi yang mengakibatkan panas, maka kita perlu melakukan penyesuaian pada cooling system. Dengan menggunakan radiator yang lebih besar atau kipas yang lebih kuat misalnya,” terang pria ramah yang akrab dengan modifikasi mobil-mobil off-road ini.
Pada mobil modern, penggunaan mesin berkompresi tinggi merupakan hal yang jamak. Semakin efisien sebuah mesin maka akan semakin ramah lingkungan. Dasarnya adalah bahan bakar yang dibakar menjadi lebih sedikit dan alhasil akan menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah.
Sementara mengenai panas, mesin mobil modern punya managemen cooling system yang diciptakan oleh pabriknya mampu mentolelir peningkatan suhu.
Jadi jika semua sudah sesuai, maka umum bila kompresi pada mesin menyebabkan panas berlebih dan itu sudah ditanggulangi dengan cooling system yang memadai, jadi kendaraan aman digunakan. Sedangkan asupan bahan bakar menyesuaikan dengan kebutuhan mesin.
Aleg menegaskan bahwa penggunaan bahan bakar harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin. Semisal mobil dengan kompresi 11:1 hingga 12:1 maka harus menggunakan bensin oktan tinggi seperti Shell V Power Nitro dengan oktan 98. “Komposisi ini akan menghasilkan kinerja yang optimal, efisien dan ramah lingkungan,” tutup pria asal Jawa Timur ini.
Jadi, anggapan mesin panas karena bensin oktan tinggi tidaklah tepat. Panas yang terjadi karena karakter mesin kompresi tinggi dan mesin modern pun memiliki cooling system yang dirancang untuk bekerja optimal dalam mendinginkan mesin.