Dalam neraca ekspor mobil Indonesia ke pasar global, Vietnam menjadi negara tujuan ke-2 terbesar setelah Filipina. Tahun lalu 8.946 unit mobil CBU diimpor dari Indonesia ke sana.
Ternyata ada alasan kenapa mobil-mobil Indonesia laris di Vietnam. Seperti dikatakan Duta Besar RI untuk Vietnam, Denny Abdi beberapa waktu lalu. Menurutnya, angka impor mobil ke Vietnam terbilang besar dikarenakan ada peningkatan purchasing power.
"Selain itu, biaya perakitan mobil di dalam negeri di sana lebih mahal dari pada produk CBU, karena itu demandnya tinggi dibanding CKD," katanya.
Lebih lanjut, hal tersebut lebih dikarenakan kandungan lokal di pabrik di Vietnam rendah. "Hanya 10-15 persen. Jauh dari di Indonesia," ucapnya.
Di Vietnam kata Denny bahan baku pembuatan komponen masih banyak diimpor. Karena ketergantungan impor tinggi di sana membuat ongkos produksi mobil domestik di sana 10-20 persen lebih tinggi dari di Indonesia.
Alasan selanjutnya adalah mengenai preferensi konsumen. Pembeli di sana lebih senang produk CBU.
Denny mencontohkan penjualan Xpander di Vietnam pada 2020. Ada sekitar 2.309 yang terjual. Padahal Mitsubishi Motors memiliki fasilitas perakitan di sana. Tapi hanya laku 149 unit saja yang dirakit di sana."
Potensi yang patut dilirik produk mobil dari Indonesia di Vietnam lanjut Denny adalah rasio kepemilikan yang rendah. Di mana saat ini hanya ada 23 mobil per 1.000 orang, jadi peluangnya masih besar.
Sayangnya, Indrasari Wisnu Wardhana, Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag RI menyampaikan jika produk CBU dari Indonesia turun 25,6 persen tahun lalu.
Di mana dari total 35 ribu unit mobil CBU di sana. Indonesia hanya berperan memasok seperempatnya saja dan mengalami penurunan. "Potensi besar, tapi ada sedikit hambatan, ini akan coba diselesaikan agar kembali besar," urainya.
#mobil-buatan-indonesia #mobil-indonesia #cbu-indonesia-ke-vietnam #ekspor-mobil-ke-vietnam