Secara global, industri otomotif dunia sedang tidak baik-baik saja. Setelah pandemi yang menguras air mata, menyusul di belakangnya krisis pasokan cip semikonduktor.
Mercedes-Benz pun tercatat sebagai salah satu pabrikan yang terguncang persoalan ini. Mengutip dari media Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, Reuter mewartakan bahwa pimpinan puncak three pointed star mengatakan bahwa krisis cip semikonduktor menyeret pabrikan Jerman ini ke jurang kelangkaan pasokan mobil hingga 2023.
“Permintaan mobil baru sangat besar di Mercedes-Benz, dan dalam waktu yang sama ada kondisi pembatasan parah yang tidak menguntungkan,” terang Ola Kallenius, CEO Daimler. Petinggi pabrikan yang bermarkas besar di Stuttgart ini mengatakan krisis cip membuat pabrikan mobil ini kuwalahan. Beberapa model bahkan akan mengalami keterlambatan pasokan hingga tahun depan.
Salah satu strategi untuk memangkas kerugian yang berdampak dari gambaran tersebut, maka Mercedes-Benz pun mengantipasinya dengan membuat mobil di harga yang lebih tinggi. Mereka akan mengurangi produksi model volume maker dan memompa produksi model terbatas yang lebih mahal. Harald Wilhelm, CFO Daimler menyatakan, “Kami secara sadar akan mengurangi tingkat permintaan dan di saat yang bersamaankami akan menggeser fokus ke segmen yang lebih tinggi dan lebih mewah”.
Nampaknya mereka membidik konsumen yang rela membayar harga yang lebih mahal dibandingkan membeli mobil harus inden lama. Berfokus pada mobil yang dibanderol lebih mahal, maka diharapkan Mercedes-Benz dapat mengkompensasi kerugian yang terjadi lantaran kelangkaan chip semikonduktor.