Trend dunia akan kendaraan listrik semakin nyata, termasuk dalam dunia kendaraan komersial. Demikian juga dengan kondisi di Jepang yang dikenal sebagai negeri pembuat mobil terkemuka, namun sayang pabrikan Jepang mulai kerepotan menghadang produk Cina yang lebih terjangkau.
Kolaborasi Isuzu Motors dan Hino Motor pun membuat terobosan baru, Nikkei melaporkan bahwa Isuzu akan hadir Isuzu Elf versi listrik juga pada tahun 2022, demikian pula dengan Hino dengan Dutro Z yang rencananya muncul pada musim panas 2022.
Keduanya mengikuti jejak Mitsubishi Fuso Truck and Bus yang terlebih dulu muncul dengan dengan eCanter pada 2017.
Hino dan Isuzu bergabung dengan aliansi kendaraan listrik berasama Toyota Motor. Aliansi ini bertujuan untuk mengembangkan kendaraan komersial listrik ringan plus teknologi baru lainnya.
Selama ini pabrikan kendaraan komersial Jepang dinilai terlalu lamban mengantisipasi datangnya era elektrifikasi ini. Beberapa pabrikan beragumen berkisar mulai harga jual, kepraktrisan pengisian daya yang belum terasa ideal, infrastruktur pengisian baterai dan juga subsidi dari pemerintah.
“Sebuah truk listrik dari pabrikan Jepang akan menelan biaya kira-kira dua kali lipat dari model konvensional. Sehingga, hampir tidak mungkin bagi perusahaan truk untuk menggunakan armada tanpa emisi (listrik), jika tanpa subsidi,” ujar seorang juru bicara di Japan Trucking Association. “Peraturan truk telah ketinggalan dibanding aturan mobil listrik penumpang, dan pembuat mobil Jepang lambat merespons,” ujar Shinya Naruse, analis Okasan Securities.
Ironisnya, ketidakmampuan industri truk Jepang ini justru jadi peluang bagi rivalnya dari Cina yang dinilai sudah lebih siap. Sebagai contoh nyata, SG Holdings, induk dari raksasa logistik Jepang Sagawa Express misalnya, telah memesan 7.200 armada truk listrik ringan dari Guangxi Automobile Group (GAG), pabrikan asal Cina. Truk-truk itu bakal melenggang ke Jepang pada September 2022.