Salah satu industri yang harus dijaga keberlangsungannya di Indonesia adalah industri pelumas. Karena bukan hanya untuk sektor otomotif, pelumas juga punya peran penting untuk keseluruhan industri.
Dikatakan Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam, berdasarkan data pada 2019, produksi pelumas di Indonesia mencapai 908.360 kilo liter (KL) per tahun.
"Produksi 900 ribuanan KL per tahun terdiri dari pelumas otomotif sebasar 781 ribu KL per tahun dan peluams industri 127 ribu KL per tahun," ujarnya di Pabrik Pelumas Shell, Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/3).
Jumlah tersebut kata Khayam, sejalan dengan tumbuhnya industri pengolahan nonmigas pada 2019 sebanyak 4,34 persen.
"Industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 4,34% pada 2019. Daya tarik Indonesia sebagai pusat investasi industri tercermin dari kenaikan indeks kemudahan berusaha Indonesia (Ease of Doing Business) yang mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.
Sedangkan untuk kapasitas terpasang seluruh pabrik pelumas di Indonesia sebesar 2.040.000 KL per tahun, dari total 44 perusahaan pelumas dengan nilai investasi kurang lebih mencapai Rp 40 triliun, dengan jumlah tenaga kerja mencapai 4.898 orang.
Tentu jika dibandingkan jumlah produksi dengan total kapasitas terpasang dari seluruh pabrik di Indonesia itu, hasilnya masih belum cukup memuaskan. Namun lanjut Khayam mengatakan pihaknya terus berupaya memperbaiki apa-apa yang belum maksimal.
"Pemerintah melalui Kemeneprin terus mencari upaya untuk meningkatkan daya saing industri melalui langkah kebijakan startegis yang berfokus pada memperkuat struktur industri standar nasional Indonesia (SNI)," tutupnya.