Sleeper bus baru dikenal di Indonesia mulai 2016 lewat kehadiran PO Brilian yang langsung viral. Namun sejarah eksistensinya sudah jauh lebih lama. Bahkan sebelum pecahnya Perang Dunia II (1939).
Awalnya sleeper bus hadir di Inggris pada tahun 1920-an, sebagai transportasi satu malam. Saat itu, layanannya menghubungkan rute London menuju Liverpool atau Manchester, yang dilayani oleh dua perusahaan berbeda.
Dari laman Old Bus Photos, untuk trayek London ke Liverpool dilayani The Albatross Sleeping Car Co dengan bus garapan Daimler. Sedangkan bus London menuju Manchester dilayani oleh Land Liners Ltd dengan armada Strachan & Brown.
Di Inggris sendiri, nasib sleeper bus tak bertahan lama. Karena dekade 30-an, bus tersebut sudah berhenti operasi. Sempat kembali pada 2011, dari perusahaan Stagecoach Group lewat brand Megabus, dengan jurusan Glasgow-London namun di tahun 2017 layanan ini dihentikan karena minim penumpang.
Gagal di Inggris, namun layanan sleeper bus justru menggurita di Asia. India menjadi negara dengan pengoperasi yang terbilang agresif.
Pasalnya, bukan hanya perusahaan swasta yang menghadirkan layanan hotel berjalan itu untuk rute antarkota mereka. Perusahaan milik pemerintah seperti Maharashtra State Road Transport Corporation (MSRTC), Karnataka State Road Transport Corporation (KSRTC) dan State Express Transport Corporation (SETC) juga memiliki sleeper bus.
Bus jenis ini juga hadir di Vietnam, Kamboja, Thailand dan Tiongkok. Bahkan beberapa rute bus antarnegara, layanan sleeper bus juga tersedia.
Sayangnya, karena banyak terlibat kecelakaan yang memakan korban jiwa, sleeper bus tak lagi boleh dijual dan diproduksi di Tiongkok sejak 2012. Sedangkan di Vietnam, otoritas Departemen Perhubungan Vietnam melarang sleeper bus melintas di jalur pegunungan sempit sejak Juli 2015.
Toh begitu, sederet kasus tersebut tak menghalangi hadirnya sleeper bus di negara-negara lain. Seperti tahun 2017 di mana layanan Dream Sleeper ditawarkan oleh perusahaan Kanto Bus Co., Ltd. di Jepang untuk rute Tokyo-Osaka.
Di tahun yang sama, layanan sleeper bus oleh perusahaan Cabin di Amerika Serikat juga dibuka. Layanan yang menawarkan kabin bus ala kapsul hotel tersebut menjadi alternatif pilihan untuk perjalanan dari San Francisco ke Los Angeles.
Sementara di Indonesia sleeper bus hadir mulai 2016 oleh PO Brilian. Sayangnya, karena masalah perizinan trayek dan rancang bangunnya yang bermasalah, membuat layanan tersebut berusia pendek, tak sampai setahun.
Tapi beberapa PO di Indonesia tetap menghadirkan sleeper class dengan armada double decker. Meski sebenarnya tak bisa disebut benar-benar sleeper bus, karena bercampur dengan kelas lain pada satu armada. Baru pada 2019, hadir Suite Class sebagai pilihan sleeper bus.