Filter oli berfungsi menyaring kotoran pada oli yang bersirkulasi di mesin, agar tetap bersih, sehingga komponen dalam mesin akan awet.
Dahulu, filter oli bisa dibersihkan ulang. Karena tidak praktis dan belum tentu sepenuhnya bersih, kemudian Ernest Sweetland dan George Greenhalgh mengenalkan filter oli sekali pakai pada 1923 dan mendapatkan hak paten pada 1929. Hal itu sekaligus memperkenalkan produknya dengan nama Purolator yang berasal dari kata 'Pure Oil Later'. Hingga kini merek ini masih bertahan, bahkan ada juga di pasar Indonesia.
Awalnya filter oli bikinan Purolator ini masih mengandalkan saringan kawat, namun ternyata masih tembus kotoran. Pada 1946, Purolator melakukan terobosan dengan bahan penyaring dari kertas selulosa, yang menyaring lebih sempurna. Bahan ini masih digunakan hingga kini.
Namun ada bahan lain yang lebih baik dari kertas selulosa, yaitu dari microglass maupun rajutan metal yang sangat halus, bahan itu diklaim menyaring dengan lebih baik, bahkan sering digunakan pada mesin-mesin berperforma tinggi. Tapi kurang populer karena banderol harganya jauh di atas model selulosa.