Filter oli merupakan komponen yang berfungsi untuk menyaring kotoran berupa campuran 'gram' (hasil gesekan logam), endapan karbon atau kotoran lain yang tercampur dalam oli, lama kelamaan bisa menjadi endapan lumpur yang disebut sludge.
Umumnya penggantian filter oli dilakukan setiap dua kali penggantian oli mesin atau setiap 20 ribu km, hal ini dilakukan karena penurunan kemampuan penyaringan dan juga umur pakainya.
“Salah satu efek dari kinerja mesin adalah kemunculan 'gram' logam yang merupakan hasil gesekan komponen yang ada pada mesin dan akan tertampung pada filter oli, sehingga tidak sampai beredar (bersirkulasi, red) di dalam mesin,” terang Mulyadi Aten, dari bengkel Roda Kencana I di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. “Selain itu filter oli juga berperan sebagai penyaring senyawa karbon hasil pembakaran yang bercampur dengan oli, inilah yang menjadi pemicu kerusakan terbesar pada mesin,” sambungnya. Ia mengatakan, Itulah sebabnya filter oli mesti diganti berkala.
“Kendaraan modern umumnya menggunakan filter oli yang menggunakan kertas untuk dalam menyaring oli. Jika kertas yang ada dalam unit ini kotor, maka kemampuan menyaringnya pun menjadi turun. Malah bisa saja kertas tidak dapat ditembus oli, sehingga mampet,” papar Rudy Soerjanto dari ADR Group, produsen filter Sakura.
Lalu apa yang terjadi jika filter oli mampet? Oli tetap bersirkulasi di mesin, hanya tidak melalui jalur filter oli, dan akan melewati katup lain. Jadi oli tidak disaring sama sekali, pelumas kotor tersebut akan bersirkulasi di dalam mesin, akibatnya akan ada kotoran yang ikut tersirkulasi dan berpeluang merusak komponen mesin. Jadi, sebaiknya penggantian filter oli menjadi hal yang wajib dilakukan secara berkala.