Scania melakukan pengujian truk otonom (tanpa pengemudi) dilakukan di AstaZero, Swedia, bersama-sama dengan dua truk berpengemudi. Kendaraan otonom yang dites ini membutuhkan penentuan posisi yang tepat dan akurat, agar kelak bisa dioperasikan dalam kondisi yang sebenarnya di lalu lintas yang sibuk saat sudah diproduksi secara massal.
Pengetesan semacam ini dibutuhkan sebagai upaya pabrikan truk Eropa ini memasuki fase transisi, di mana saat truk ini dioperasikan, kendaraan lain yang melintas di sekitarnya belum berteknologi otonom.
Untuk mengoperasikan truk otonom ini, Scania mengandalkan dukungan sistem satelit navigasi global dari Galileo yang dikombinasikan dengan teknologi penentuan posisi dan sensor lainnya.
Solusi inovatif ini dikembangkan melalui proyek PRoPART (Precise and Robust Positioning for Automated Road Transport) yang melibatkan Scania dan enam perusahaan mitranya, dengan harapan kelak truk ini bisa dioperasikan secara massal untuk moda transportasi barang.
Selama fase pengujian, truk otonom ini berhasil mengontrol sendiri untuk berpindah jalur dengan presisi, di antara kendaraan lain. Tingkat akurasi dalam proses pengujian ini mencapai 10 centimeter.
Truk juga dapat melakukan manuver dengan tepat. berdasarka data yang diolah dan dikumpulkan berdasarkan informasi yang terekam dari kamera truk serta radar yang dipasang di bagian depan dan sisi truk.
Kordinator proyek riset ini, Stefan Nord, dari Institut Penelitian Swedia (RISE) mengatakan, pihaknya menambahkan perangkat komunikasi tambahan pada truk otonom yang diujicoba. Biasanya, kendaraan otonom mengandalkan sensor mereka sendiri untuk menginterpretasikan dan memproses data dari lingkungan sekitar pada jalan yang dilintasinya.
Fredrik Hoxell, insinyur bagian divisi pengembangan di Scania Intelligent Transport Systems mengatakan, dalam proyek ini pihaknya memfokuskan perhatian untuk memastikan tingkat kesalahan penentuan posisi truk di bawah 20 cm.