2019 merupakan tahun di mana sejumlah ruas tol yang baru dioperasikan. Pengoperasian ruas tol tersebut dianggap mampu mengurangi kemacetan saat kegiatan mudik libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru).
Seperti yang disampaikan Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, dalam keterangannya yang diterima redaksi OtoDriver, ia menyebut meski masih tahap fungsional, kemacetan bisa terurai.
"Setidaknya dapat membantu melancarkan proses mudik yang menggnakan jalan tol. Dampaknya memang ada, penggunaan kendaraan pribadi meningkat, penggunaan pesawat terbang menurun. Selain penurunan menggunakan pesawat terbang karena faktor tarif yang dianggap tinggi oleh konsumen," ujarnya.
Adapun sejumlah tol yang dioperasikan yakni Tol Layang Jakarta - Cikampek (Japek) sepanjang 38 kilometer, ruas Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang 112 kilometer, ruas Tol Pematang Panggang - Kayu Agung 77 kilometer, ruas Kayu Agung – Palembang – Betung 52,5 kilometer, sebagian ruas Tol Balikpapan – Samarinda (Samboja - Palaran 58,7 kilometer) dari panjang total 99,35 kilometer, sebagian ruas tol Manado-Bitung seksi 1 (14 kilometer) dari panjang keseluruhan 39 kilometer dan sebagian ruas Tol Pekanbaru – Dumai (Pekanbaru-Minas, 92, kilometer) dari panjang kesleuruhan 131,48 kilometer. Sejumlah rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) belum dapat beroperasi sepenuhnya.
Pengoperasian fungsional tol tersebut dikatakan Djoko bisa menjadi bahan evaluasi sebelum sejumlah ruas tol tersebut dikomersialkan. Karena dari beberapa ruas tol tersebut masih digenangi air banjir.
"Masih terjadi banjir di Tol Layang Jakarta-Cikampek dan banjir di Tol Cikampek – Palimanan (Cipali). Tol Layang Jakarta – Cikampek memang masih memerlukan proses penyempurnaan dan perapian lagi. Pembuatan parkir bay sepanjang 60 meter yang dapat menampung sekitar 10-15 kendaraan di empat lokasi terpisah. Pembuatan tangga darurat di setiap lokasi u-turn atau arah putar balik yang berjumlah 8 titik," tuturnya.
Di luar itu dari hasil survei oleh Badan Penelitian dan Perhubungan Kementerian Perhubungan (Desember 2019), 60% pemudik berasal dari Wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Sebanyak 70% pemudik bergerak menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogakarta dan Jawa Timur. Sebanyak 68.9 persen melewati rute Cikampek-Cipali-Cirebon, 9,3 persen melewati rute Cikampek-Cipularang-Bandung-Tasikmalaya, 7,3 persen ke arah Merak dan tidak ada rute yang merepresentasikan sebanyak 14,3 persen.
Sedangkan pemilihan moda untuk mudik, terbanyak menggunakan kendaraan pribadi sebesar 48 persen. Berikutnya pemudik memilih pesawat 24 persen, kereta 15 persen, bus 8 persen, sepeda motor 2 persen, mobil sewa atau travel 2 persen dan kapal (laut dan sungai, danau dan penyeberangan) 1 persen. Untuk mudik Nataru, pemudik yang menggunakan sepeda motor memang tidak sebanyak mudik Lebaran.
Alasan memilih moda tersebut disebankan cepat 52 persen, nyaman 50 persen, fleksible 51 persen, aman, 28 persen, selamat 21 persen dan dapat digunakan di tempat mudik 23 persen. Sedangkan pilihan sebagai bukti keberhasilan di tanah perantauan hanya 2 persen.
"Kegiatan mudik di masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru) relatif lancar, walau ada beberapa catatan penting yang harus diselesaikan sebelum musim Mudik Lebaran 2020 tiba. Kecelakaan Bus PO Sriwijaya yang dianggap menonjol dalam hal kecelakaan lalu lintas," tutup Djoko.